untuk daftar karakter, ada dibawah ini :
Hari pertama semester ganjilku ini, menjadi
sesuatu yang berbeda dari dua semester sebelumnya, dimana aku yang biasanya
selalu duduk bersebelahan dengan adikku, sekarang malah sangat jauh dari
adikku. Terlihat dibagian anak-anak SMP, Nadin yang sangat cemberut yang
bersebelahan dengan Sari yang mencoba menenangkannya.
“Waduh...dia
malah jadi mewek gitu.” Kataku dalam hati sambil melihat ke arah tempat dia
duduk.
“Syukurin tuh gak bisa sebelahan ama
adeknya,” Kata Andre padaku dengan nada mengejek.
“Diem lu, gw pukul nanti.”
“Pukul aja.” Lanjutnya padaku.
Karena dia bilang ‘pukul aja’, jadi aku
menampar pipi kanannya dengan cepat.
“Adaaaw...apa apaan lo?!” Katanya setelah
terkena tamparanku.
“Tadi kamu bilang ‘pukul aja’ kan?”
jawabku.
“Lo iniiii!!” Katanya sambil mengepalkan
tangan kanannya.
Karena beberapa hal aku baru menyadari
tentang Lisa yang tidak bersama dengan kami semenjak dikelas tadi. Aku pun
menoleh kesana kemari pada barisan tempat duduk SMA, mencari keberadaan Lisa.
“O iya, ngomong ngomong si Lisa kemana ya,
dari pas dikelas nggak keliatan?” Tanyaku pada Andre.
“Lisa? Bukankah dia ikut paskibra buat
upacara pembukaan hari ini.” Jawab Andre.
“Hah? Lisa? Ikut Paski? Bukannya dia itu
bule?”
“Aku
juga tidak tau kenapa dia bisa ikut, tapi masa lu gak tau, dia kan dah lama
ikut paski di sekolah kita.” Lanjut Andre.
“Heee, gitu ya” kataku sambil merasa aneh.
“Nah itu dia !” kata Andre sambil menoleh
dan menunjuk ke arah belakang kami.
Terlihat dari pintu masuk aula, para
anggota Paskibraka yang memasuki aula dengan sangat rapi. Akupun melihat Lisa
berada pada barisan bagian paling kanan.
“Beneran
ikut ternyata.” Kataku dalam hati sambil melihat ke arahnya.
Tiba tiba ponselku yang ku simpan disaku
celanaku bergetar. Aku pun lalu mengambil ponselku tersebut, dan ternyata aku
menerima sebuah SMS dari Nadin.
“Abang ngapain fokus banget ngeliat cewe
cewe Paski?”.
Setelah melihat isi pesan
tersebut, spontan aku menoleh pelan ke tempat dimana Nadin duduk, dan disana
aku melihatnya sedang menatap dingin ke arahku sambil menggenggam ponsel
ditangannya.
“Apa apaan tuh, tatap tatapan ama adeknya
dari kejauhan” Kata Andre padaku dengan nada jengkel.
“Ini bukan tatap tatapan seperti lu
bayangin kampret!!” jawabku pada Andre dengan sedikit kesal.
Aku pun membalas SMS Nadin dengan pesan,
“Abang
Cuma mencari Lisa dibarisan Paski tadi, lagi pula dibarisan itu juga ada cowo
kan.”.
Baru saja aku mengirim
SMS itu, Nadin dengan cepat membalas dengan,
“Tapi
tadi abang Cuma ngeliat barisan perempuan aja kan, aku bisa tau dari SMS
balasan abang.”.
“Gleek...Kok
dia bisa tauu?” kataku dalam hati sambil keringetan saat membaca pesan
balasan Nadin.
“Untuk
selanjutnya, perwakilan murid baru, Yuuki hanabi” kata pembawa acara
melalui pengeras suara.
“Yuuki hanabi? Kayak nama karakter Anime
aja?” kataku pelan, sambil mengalihkan perhatianku ke arah depan.
Dan aku melihat seorang perempuan yang beberapa
saat lalu menyenggol lenganku saat aku dan Andre sedang menuju ke sini. Dia
berada dibarisan paling depan murid murid SMA, yang kemudian berdiri dari
tempat duduknya dan menuju ke atas panggung aula.
“Dia cewe yang tadi kan, jadi dia orang jepang
ya?” kataku sambil melihat perempuan itu yang sedang membawakan pidatonya
diatas panggung.
“Iya tuh, jadi ternyata dia bukan wibu ya?”
kata Andre.
*note : wibu/weabooo adalah sebutan bagi orang orang yang bukan orang
jepang tetapi suka atau sering menggunakan bahasa jepang (biasanya terpengaruh
setelah menonton Anime).
“Ya gak mungkinlah orang jepang bisa
disebut wibu” balasku pada Andre.
Saat perempuan itu sedang berpidato di atas
panggung, tiba tiba dia melihat ke arahku dan terhenti sejenak, kemudian
melanjutkan pidatonya kembali setelah melihat ke arah siswa yang lain.
“Eh,
dia tadi melihatku ya?” kataku dalam hati.
Tak lama kemudian ponselku bergetar lagi
yang membuatku sedikit kaget. Akupun melihat kembali ponselku, dan disana
terdapat SMS dari Nadin lagi yang bertuliskan,
“LAGI
LAGI ABANG NGELIATIN CEWE KAN”, yang membuatku menoleh perlahan ke arah
Nadin dengan keringat dingin. Dan disana aku melihatnya dengan tatapan yang
lebih parah daripada sebelumnya bahkan sampai menitikan air mata.
“Ciihh tatap tatapan ama adeknya lagi!”
kata Andre padaku.
“Coba lu diem aja dulu!” Jawabku pada Andre
sambil memikirkan bagaimana cara pesan Nadin tersebut.
Aku pun membalas pesan tersebut dengan,
“Ayolah,
abang Cuma ngeperhatiin pidatonya doang”,
yang kemudian kembali
dibalasnya
“Bohong,
tadi abang perhatiin tuh cewe sampe tercengang gitu! :v”,
“Abang
gak bohong kok, ya udah deh, abang kasih permintaan apapun itu, tapi Cuma satu
loh ya”.
“Beneran nih bang!” kata Nadin dengan keras
sambil berdiri dari tempat duduknya yang membuatku dan para siswa yang lain
kaget.
“Eh...em.” responku pada Nadin dengan
menganggukan kepalaku.
“Ya udah, nanti pas pulangan beliin aku es
krim ya bang...” katanya sambil tersenyum dan melambaikan tangannnya.
“Nadin... Ssstttt jangan berisik.” Kata
Sari mencoba untuk membuat Nadin tenang.
“Em... Okeee” Jawabku pada Nadin.
“huuh...untung
Cuma minta beliin es krim aja” lanjutku dalam hati.
“Yang paling mahal” lanjut Nadin.
“Eeeeh?”
Lalu Nadin kembali duduk dikursinya sambil
tersenyum dengan senang, yang lalu berbicara dengan Sari dengan pelan. Aku pun
ikut tersenyum lega karena Nadin sudah mulai tenang kembali.
“Cieee...selamat ya udah bisa bikin adeknya
seneng lagi.” Kata Andre dengan nada bicara yang membuatku jengkel.
“Diem lu Siscon, aku sedang berusaha
menikmati ketenanganku saat ini.” Jawabku jengkel.
Setelah upacara pembukaan selesai, satu
hari awal semester kami tidak diisi dengan pelajaran apapun, yang dengan kata
lain... sekolah satu hari menganggur. Aku pun hanya mengisi hariku di kelas dengan
tidur dibangku sambil menunggu waktunya bel pulang sekolah. Saat aku sedang
tidur, Lisa tiba tiba membangunkanku dengan menepuk menepuk punggungku.
“Oy...bangunlah, hari ini kita pulang cepat
loh.”
“Beneraan?” tanyaku semangat dan langsung
menegakan tubuhku.
“Kamu ini orangnya simple banget ya...gak
tau juga sih pulang cepat atau enggak...” jawab Lisa padaku dengan nada kecil.
“Haaaah.” Keluhku langsung kembali menunduk
dibangku ku.
“Wooi! Jangan tidur lagi.”
“Ng..Ngomong ngomong... gimana penampilanku
tadi?” tanya Lisa dengan sambil terbatah batah.
“Oh...pas upacara pembukaan tadi ya?”
jawabku sambil kembali mendongakkan pandanganku pada Lisa
“He’eh” kata Lisa sambil mengangguk.
“Aaa...keren looo, bagus banget loo,
kereeeen bangeeud...” jawabku dengan datar.
“Kaya gak ikhlas banget mujinya” kata Lisa
tidak puas.
“Auu ah, dasar Rei bodoh.” Lanjut Lisa lalu
meninggalkanku.
Aku pun melanjutkan tidurku, dan sampai
beberapa saat kemudian bel pulang sekolah berbunyi, ternyata hari ini kami para
siswa benar benar dipulangkan lebih awal. Segera dengan cepat aku mengambil
tasku dan berlari dengan cepatnya keluar gedung sekolah.
“Huraa...huraaa...HURAAAAA!!!” teriakku
selama berlari di koridor dengan maksud membuat orang orang tak menghalangi.
Saat sampai diluar gedung sekolah aku
melihat Nadin dan Sari sudah berada di dekat gerbang sembari mengobrol. Nadin
pun menyadari kalau aku sudah keluar dan memanggilku dengan semangatnya. Kami
pun pulang bersama sama sambil mengobrol banyak hal. Dan dari pembicaraan itu aku
jadi tau kalau Sari ternyata juga seorang otaku yang menggemari anime bergenre
romance normal dan juga sedikit menggemari anime yang bergenre... yaoi. Sesampai di sebuah perempatan,
kami pun berpisah.
“Kalau begitu aku lewat sini ya,” kata Sari
pada kami.
“Oke, hati hati dijalan ya!” jawab Nadin.
“Dah...Nadin,” kata Sari sambil melambaikan
tangannya pada Nadin.
“Dah kak Rei...” lanjutnya pelan sambil
menunduk sedikit lalu berlari pelan meninggalkan kami berdua.
“Heee... gak biasanya Sari ngedadahin
cowo...” kata Nadin sambil melirik padaku.
“Aaaa..” responku sambil memalingkan
wajahku.
“Ya udahlah... Abang masih ingat janjinya
kan”
“Ah aku lupa!” jawabku dengan datar.
“IIIHH...Abaaaang!!!” teriak Nadin sambil
memukul mukul pundakku.
“Haha...udah udah udah, abang ingat kok.” Kataku
sambil menghentikan tangannya.
“Yok beli es krim nya.” Lanjutku sambil memegang
tangan Nadin.
“Emm...” Nadin terdiam sebentar dengan
wajahnya yang memerah lalu menganggukan kepalanya sambil tersenyum padaku.
Pada akhirnya Nadin jadi tak mau melepaskan
genggaman tanganku. Dan jadi nya kami terus bergandengan tangan selama menuju
ke kafe es krim yang tak jauh dari perempatan tempat kami berada.
“Aku sayang abang.” Kata Nadin tiba tiba
sambil
“Eh..jangan ngomong kaya gitu disini, nanti
orang orang pada salah paham.” Jawabku kaget dan sedikit panik.
“Eh? Salah paham ?” kata Nadin lagi.
“Heh?” jawabku bingung.
“Aku kan bener bener sayang abang.” Lanjut
Nadin dengan agak nyaring, sampai membuat beberapa orang di sekitar
mendengarnya.
“Haduh...malah
makin kenceng ngomongnya...” kataku dalam hati sambil menepuk wajahku.
“Hehe... muka abang merah tuh,”
“Ng..nggak tuh.” Jawabku cepat.
“hehe”
Entah bagaimana aku harus menyebut hari
pertama semester ganjilku ini. Tapi jika harus memlilih antara menyenangkan
atau menyebalkan, aku lebih memilih menyenangkan...mungkin.
-=Chapter 2 ‘SMS Adik’=-
Chapter 3 nya ditunggu.
ReplyDeletenyok (y)
ReplyDeleteAsikk... incest
ReplyDeletegua ali,wa klo bisa bsok yang panjang lagi dy;D
ReplyDelete