Skip to main content

My Sister is My Priority : chapter 02

untuk daftar karakter, ada dibawah ini :






    Hari pertama semester ganjilku ini, menjadi sesuatu yang berbeda dari dua semester sebelumnya, dimana aku yang biasanya selalu duduk bersebelahan dengan adikku, sekarang malah sangat jauh dari adikku. Terlihat dibagian anak-anak SMP, Nadin yang sangat cemberut yang bersebelahan dengan Sari yang mencoba menenangkannya.

    “Waduh...dia malah jadi mewek gitu.” Kataku dalam hati sambil melihat ke arah tempat dia duduk.
    “Syukurin tuh gak bisa sebelahan ama adeknya,” Kata Andre padaku dengan nada mengejek.
    “Diem lu, gw pukul nanti.”
    “Pukul aja.” Lanjutnya padaku.

    Karena dia bilang ‘pukul aja’, jadi aku menampar pipi kanannya dengan cepat.

    “Adaaaw...apa apaan lo?!” Katanya setelah terkena tamparanku.
    “Tadi kamu bilang ‘pukul aja’ kan?” jawabku.
    “Lo iniiii!!” Katanya sambil mengepalkan tangan kanannya.

    Karena beberapa hal aku baru menyadari tentang Lisa yang tidak bersama dengan kami semenjak dikelas tadi. Aku pun menoleh kesana kemari pada barisan tempat duduk SMA, mencari keberadaan Lisa.

    “O iya, ngomong ngomong si Lisa kemana ya, dari pas dikelas nggak keliatan?” Tanyaku pada Andre.
    “Lisa? Bukankah dia ikut paskibra buat upacara pembukaan hari ini.” Jawab Andre.
    “Hah? Lisa? Ikut Paski? Bukannya dia itu bule?”
    “Aku juga tidak tau kenapa dia bisa ikut, tapi masa lu gak tau, dia kan dah lama ikut paski di sekolah kita.” Lanjut Andre.
    “Heee, gitu ya” kataku sambil merasa aneh.
    “Nah itu dia !” kata Andre sambil menoleh dan menunjuk ke arah belakang kami.

    Terlihat dari pintu masuk aula, para anggota Paskibraka yang memasuki aula dengan sangat rapi. Akupun melihat Lisa berada pada barisan bagian paling kanan.

    “Beneran ikut ternyata.” Kataku dalam hati sambil melihat ke arahnya.

    Tiba tiba ponselku yang ku simpan disaku celanaku bergetar. Aku pun lalu mengambil ponselku tersebut, dan ternyata aku menerima sebuah SMS dari Nadin.

    “Abang ngapain fokus banget ngeliat cewe cewe Paski?”.

Setelah melihat isi pesan tersebut, spontan aku menoleh pelan ke tempat dimana Nadin duduk, dan disana aku melihatnya sedang menatap dingin ke arahku sambil menggenggam ponsel ditangannya.

    “Apa apaan tuh, tatap tatapan ama adeknya dari kejauhan” Kata Andre padaku dengan nada jengkel.
    “Ini bukan tatap tatapan seperti lu bayangin kampret!!” jawabku pada Andre dengan sedikit kesal.

    Aku pun membalas SMS Nadin dengan pesan,

    “Abang Cuma mencari Lisa dibarisan Paski tadi, lagi pula dibarisan itu juga ada cowo kan.”.

Baru saja aku mengirim SMS itu, Nadin dengan cepat membalas dengan,

    “Tapi tadi abang Cuma ngeliat barisan perempuan aja kan, aku bisa tau dari SMS balasan abang.”.

    “Gleek...Kok dia bisa tauu?” kataku dalam hati sambil keringetan saat membaca pesan balasan Nadin.
    “Untuk selanjutnya, perwakilan murid baru, Yuuki hanabi” kata pembawa acara melalui pengeras suara.
    “Yuuki hanabi? Kayak nama karakter Anime aja?” kataku pelan, sambil mengalihkan perhatianku ke arah depan.

    Dan aku melihat seorang perempuan yang beberapa saat lalu menyenggol lenganku saat aku dan Andre sedang menuju ke sini. Dia berada dibarisan paling depan murid murid SMA, yang kemudian berdiri dari tempat duduknya dan menuju ke atas panggung aula.



    “Dia cewe yang tadi kan, jadi dia orang jepang ya?” kataku sambil melihat perempuan itu yang sedang membawakan pidatonya diatas panggung.
    “Iya tuh, jadi ternyata dia bukan wibu ya?” kata Andre.
*note : wibu/weabooo adalah sebutan bagi orang orang yang bukan orang jepang tetapi suka atau sering menggunakan bahasa jepang (biasanya terpengaruh setelah menonton Anime).
    “Ya gak mungkinlah orang jepang bisa disebut wibu” balasku pada Andre.

    Saat perempuan itu sedang berpidato di atas panggung, tiba tiba dia melihat ke arahku dan terhenti sejenak, kemudian melanjutkan pidatonya kembali setelah melihat ke arah siswa yang lain.

    “Eh, dia tadi melihatku ya?” kataku dalam hati.

    Tak lama kemudian ponselku bergetar lagi yang membuatku sedikit kaget. Akupun melihat kembali ponselku, dan disana terdapat SMS dari Nadin lagi yang bertuliskan,

    “LAGI LAGI ABANG NGELIATIN CEWE KAN”, yang membuatku menoleh perlahan ke arah Nadin dengan keringat dingin. Dan disana aku melihatnya dengan tatapan yang lebih parah daripada sebelumnya bahkan sampai menitikan air mata.

    “Ciihh tatap tatapan ama adeknya lagi!” kata Andre padaku.
    “Coba lu diem aja dulu!” Jawabku pada Andre sambil memikirkan bagaimana cara pesan Nadin tersebut.

    Aku pun membalas pesan tersebut dengan,

    “Ayolah, abang Cuma ngeperhatiin pidatonya doang”,

yang kemudian kembali dibalasnya

    “Bohong, tadi abang perhatiin tuh cewe sampe tercengang gitu! :v”,
    “Abang gak bohong kok, ya udah deh, abang kasih permintaan apapun itu, tapi Cuma satu loh ya”.

    “Beneran nih bang!” kata Nadin dengan keras sambil berdiri dari tempat duduknya yang membuatku dan para siswa yang lain kaget.
    “Eh...em.” responku pada Nadin dengan menganggukan kepalaku.
    “Ya udah, nanti pas pulangan beliin aku es krim ya bang...” katanya sambil tersenyum dan melambaikan tangannnya.
    “Nadin... Ssstttt jangan berisik.” Kata Sari mencoba untuk membuat Nadin tenang.
    “Em... Okeee” Jawabku pada Nadin.
    “huuh...untung Cuma minta beliin es krim aja” lanjutku dalam hati.
    “Yang paling mahal” lanjut Nadin.
    “Eeeeh?”

    Lalu Nadin kembali duduk dikursinya sambil tersenyum dengan senang, yang lalu berbicara dengan Sari dengan pelan. Aku pun ikut tersenyum lega karena Nadin sudah mulai tenang kembali.

    “Cieee...selamat ya udah bisa bikin adeknya seneng lagi.” Kata Andre dengan nada bicara yang membuatku jengkel.
    “Diem lu Siscon, aku sedang berusaha menikmati ketenanganku saat ini.” Jawabku jengkel.

    Setelah upacara pembukaan selesai, satu hari awal semester kami tidak diisi dengan pelajaran apapun, yang dengan kata lain... sekolah satu hari menganggur. Aku pun hanya mengisi hariku di kelas dengan tidur dibangku sambil menunggu waktunya bel pulang sekolah. Saat aku sedang tidur, Lisa tiba tiba membangunkanku dengan menepuk menepuk punggungku.

    “Oy...bangunlah, hari ini kita pulang cepat loh.”
    “Beneraan?” tanyaku semangat dan langsung menegakan tubuhku.
    “Kamu ini orangnya simple banget ya...gak tau juga sih pulang cepat atau enggak...” jawab Lisa padaku dengan nada kecil.
    “Haaaah.” Keluhku langsung kembali menunduk dibangku ku.
    “Wooi! Jangan tidur lagi.”
    “Ng..Ngomong ngomong... gimana penampilanku tadi?” tanya Lisa dengan sambil terbatah batah.
    “Oh...pas upacara pembukaan tadi ya?” jawabku sambil kembali mendongakkan pandanganku pada Lisa
    “He’eh” kata Lisa sambil mengangguk.
    “Aaa...keren looo, bagus banget loo, kereeeen bangeeud...” jawabku dengan datar.
    “Kaya gak ikhlas banget mujinya” kata Lisa tidak puas.
    “Auu ah, dasar Rei bodoh.” Lanjut Lisa lalu meninggalkanku.

    Aku pun melanjutkan tidurku, dan sampai beberapa saat kemudian bel pulang sekolah berbunyi, ternyata hari ini kami para siswa benar benar dipulangkan lebih awal. Segera dengan cepat aku mengambil tasku dan berlari dengan cepatnya keluar gedung sekolah.

    “Huraa...huraaa...HURAAAAA!!!” teriakku selama berlari di koridor dengan maksud membuat orang orang tak menghalangi.

    Saat sampai diluar gedung sekolah aku melihat Nadin dan Sari sudah berada di dekat gerbang sembari mengobrol. Nadin pun menyadari kalau aku sudah keluar dan memanggilku dengan semangatnya. Kami pun pulang bersama sama sambil mengobrol banyak hal. Dan dari pembicaraan itu aku jadi tau kalau Sari ternyata juga seorang otaku yang menggemari anime bergenre romance normal dan juga sedikit menggemari anime yang bergenre... yaoi. Sesampai di sebuah perempatan, kami pun berpisah.

    “Kalau begitu aku lewat sini ya,” kata Sari pada kami.
    “Oke, hati hati dijalan ya!” jawab Nadin.
    “Dah...Nadin,” kata Sari sambil melambaikan tangannya pada Nadin.
    “Dah kak Rei...” lanjutnya pelan sambil menunduk sedikit lalu berlari pelan meninggalkan kami berdua.
    “Heee... gak biasanya Sari ngedadahin cowo...” kata Nadin sambil melirik padaku.
    “Aaaa..” responku sambil memalingkan wajahku.
    “Ya udahlah... Abang masih ingat janjinya kan”
    “Ah aku lupa!” jawabku dengan datar.
    “IIIHH...Abaaaang!!!” teriak Nadin sambil memukul mukul pundakku.
    “Haha...udah udah udah, abang ingat kok.” Kataku sambil menghentikan tangannya.
    “Yok beli es krim nya.” Lanjutku sambil memegang tangan Nadin.
    “Emm...” Nadin terdiam sebentar dengan wajahnya yang memerah lalu menganggukan kepalanya sambil tersenyum padaku.

    Pada akhirnya Nadin jadi tak mau melepaskan genggaman tanganku. Dan jadi nya kami terus bergandengan tangan selama menuju ke kafe es krim yang tak jauh dari perempatan tempat kami berada.

    “Aku sayang abang.” Kata Nadin tiba tiba sambil
    “Eh..jangan ngomong kaya gitu disini, nanti orang orang pada salah paham.” Jawabku kaget dan sedikit panik.
    “Eh? Salah paham ?” kata Nadin lagi.
    “Heh?” jawabku bingung.
    “Aku kan bener bener sayang abang.” Lanjut Nadin dengan agak nyaring, sampai membuat beberapa orang di sekitar mendengarnya.
    “Haduh...malah makin kenceng ngomongnya...” kataku dalam hati sambil menepuk wajahku.
    “Hehe... muka abang merah tuh,”
    “Ng..nggak tuh.” Jawabku cepat.
    “hehe”

    Entah bagaimana aku harus menyebut hari pertama semester ganjilku ini. Tapi jika harus memlilih antara menyenangkan atau menyebalkan, aku lebih memilih menyenangkan...mungkin.

                                   -=Chapter 2 ‘SMS Adik’=-

Comments

Post a Comment

Populer Post

My Sister is My Priority : chapter 01

My Sister is My Priority : chapter 03

My Sister is My Priority : chapter 14 [Vol.2]