Skip to main content

My Sister is My Priority : chapter 03

untuk daftar karakter, ada dibawah ini :





    Pagi yang cerah dengan penuh ketenangan di hari Sabtu, benar benar hari yang sangat pas untuk...tidur lagi. Akhir pekan yang di tunggu tunggu seperti ini memang harus benar benar di manfaatkan...untuk tidur. Memang beginilah kebiasaanku tiap akhir pekan, melanjutkan tidur setelah bangun. Hal ini disebabkan kebiasaanku yang hampir tiap malam mengupdate dan menonton anime, jadi tak aneh kalau aku sering mengantuk pagi pagi begini.

    “Yap, tidur lagi dah.” Kata ku sambil tersenyum lalu meneruskan tidurku.

    Baru saja ingin meneruskan tidur, terdengarlah suara langkah kaki yang cukup cepat sedang menuju ke kamarku.

    “Abaaaang!!!” kata Nadin setelah membuka pintu kamar dengan cepat, yang membuat mataku langsung terbuka lebar dan lalu menoleh padanya dengan muka datar.
    “Tadi aku nyoba nge’strika kaos kaki punyaku, eh jadi kejang kaya gini.” Kata Nadin sambil memperlihatkan kaos kakinya yang sudah mengeras.
    “Kenapa kamu strika?” tanyaku lesu.
    “Pengen tau aja, sapa tau jadi rapi,” jawabnya sambil menggaruk kepalanya.
    “Ya mana bisalah...” lanjutku.
    “hehe...jadi bang...” kata Nadin sambil tersenyum mencurigakan.
    “Jadi?” tanyaku curiga.
    “Temenin aku buat beli kaos kaki baru dong.” Lanjutnya sambil tersenyum manis.

    Aku pun terdiam sejenak, memikirkan kata kata untuk menjawab permintaan Nadin tersebut.

    “Nadin...” Kataku sambil tersenyum.
    “Iya bang?” jawabnya sambil tersenyum juga.
    “Ini hari Sabtu kan...”
    “Iya bang, terus?”
    “Libur kan...”
    “He’eh,”
    “Abang pengennya tidur!” teriakku sambil mengurungkan diri dalam selimut.
    “Heee?” respon Nadin kaget.
    “Iihhhh abaaaaang!!! Temenin aku belanjaaaaa!!!” teriaknya sambil menarik narik selimutku.
    “Abang mau nikmatin akhir pekan abang dengan tenang!!!” jawabku dari dalam selimut sambil menahan selimutku.
    “Besok juga hari minggu kan bang, jadi tidurnya besok ajaaa!!!” balasnya sambil terus menarik selimutku.
    “ENGGAAAK!!” teriakku.
    “IIHHH!!! Aku udah susah susah bikin kaos kakiku rusak biar aku bisa belanja bareng abang, ayo bang kita ke Zypermart!” jawab Nadin nyaring.
    “jadi kamu sengaja ngerusaknya ya! Lagi pula kenapa mesti ke Zypermart? Dipasar baru juga ada yang jual kaos kaki kan?” jawabku dengan nyaring juga.

    Kami pun terus melakukan hal itu sampai lebih dari setengah jam, dan yang pada akhirnya aku menyerah dan terpaksa menemaninya belanja. Saat aku sedang bersiap siap, Nadin kembali ke kamarku dan berkata kalau kami harus berangkat secara terpisah.

    “Abang.” Katanya Nadin dengan lembut didepan pintu kamarku yang terbuka sedikit.
    “Eh?” responku sambil menoleh ke arah pintu.
    “Kita berangkatnya pisah ya,” lanjut Nadin sambil malu malu dan memalingkan tatapan nya ke kanan dan kiri.
    “Loh, kok pisah?” tanyaku bingung.
    “Itu loh,”
    “itu,.. apa?” tanyaku lagi mulai curiga.
    “itu... biar orang kira kalau kita lagi kencan gitu, jadi aku pergi duluan ya bang, abang nanti berangkat nya sekitar 15 menit setelah aku ya!” katanya malu malu sambil melambaikan tangannya dan lalu mulai berangkat.
    “heee...tuh kan, emang ada rencana aneh aneh nya...” lanjutku dalam hati.

    Setelah Nadin berangkat lebih dulu, aku pun benar benar menunggu sampai 15 menit dan lalu pergi menyusul nya ke Zypermart. Saat diperjalanan aku terus berpikir sejak kapan sifat brocon Nadin semakin menjadi jadi, dan entah kenapa aku merasa kalau ada beberapa kenangan dari ingatanku yang tak dapat ku ingat walau aku berusaha sekeras mungkin untuk mengingatnya.
*note : BroCon adalah kependekan dari Brother Conflex yang berarti rasa sayang berlebihan kepada saudara laki laki mau itu saudara kandung, sepupu, dan tiri, namun lebih cenderung kepada saudara yang tinggal serumah. Sebaliknya SisCon adalah kependekan dari Sister Conflex yang berarti rasa sayang berlebihan kepada saudara perempuan.
    Sesampai ku di Zypermart, aku pun mencari tempat dimana Nadin sedang menungguku, dan terlihatlah Nadin yang sedang menungguku di dekat pusat perbelanjaan dengan pakaian baru yang belum pernah ku lihat sebelumnya. Nadin pun menoleh ke arahku dan lalu melambaikan tangannya.




    “Abaaang...” kata Nadin sambil melambaikan tangannya padaku.
    “o..oy” jawabku terbata bata sambil melambaikan tanganku juga.
    “Cieee, muka abang merah tuh. Terpesona ama aku ya?” kata Nadin menggodaku.
    “Em...Sedikit,” kataku sambil menggaruk kepalaku dan menunduk sedikit.
    “eh...” respon Nadin kaget dan sekejap wajahnya memerah.
    “Abang Siscon.” Lanjut Nadin tiba tiba sambil nyengir.
    “woi...ngaca lu.” Jawabku datar.
    “hehe...” respon sambil tersenyum lembut.

    Kami pun mulai berjalan jalan, dari bermain di game center, berbelanja pakaian baru, sampai menonton film, dan entah mengapa rasa nya aku melupakan sesuatu yang penting. Setelah berkeliling, aku dan Nadin singgah disebuah cafe untuk beristirahat. Sesaat setelah aku dan Nadin memesan sesuatu, kami bertemu dengan Yuuki hanabi yang ternyata juga baru saja singgah di cafe yang sama.

    “Eh kamu... yang waktu itu kan,” kata Yuuki saat melihatku.
    “Eh...Yuuki Hanabi?” responku sedikit kaget.
    “Em, boleh aku satu meja bersama kalian?” tanya Yuuki.
    “Ah, tentu saja” jawabku.
    “EHEM...” kata Nadin disebelahku dengan tatapan dingin sambil menyenggol nyenggol tangan kanan ku.
    “Wah...kaya nya dia mulai marah nih.” Kataku dalam hati melihat ke arah Nadin sambil meneguk air liurku.
    “Ano, sebelumnya biarkan aku memperkenalkan diri lagi, namaku Yuuki hanabi, aku adalah salah satu murid pertukaran tahun ini.”
    “A... kalau aku Rei, Rei ambara, kelas 11 IPS A.” Jawabku sedikit gugup.
    “Owh, Senpai kah, dan yang disebelah senpai itu?”
*note : Senpai memiliki arti senior.
    “Oh kalau ini...” kataku sambil menoleh ke Nadin.
    “Aku pacarnya abang,” kata Nadin nyaring.
    “Woi!!!” responku kaget.
    “Etoo... Dia ini adikku, namanya Nadin.” Lanjutku pelan pada Yuuki sambil sedikit menunduk.
    “owh, begitu ya, aku tadi sempat mengira kalau dia pacar senpai, salam kenal ya Nadin-chan,” kata Yuuki dengan ramah.
*note : kata –chan adalah salah satu honorifik yang biasa dipakai oleh orang jepang untuk orang yang lebih muda atau anak anak.
    “Huh” respon Nadin memalingkan wajahnya, dan membuat Yuuki tersenyum kecil.
    “Hehe, maaf ya Yuuki-san.” Kata ku pada Yuuki meminta maaf.
    “Em, tidak apa apa kok senpai,” kata Yuuki dengan tersenyum manis.
    “Ngomong ngomong, kenapa kamu berkeliling sendirian? bukannya lebih baik kalau mengajak temanmu, kamu kan masih belum terlalu tau daerah daerah sekitar sini...” tanyaku pada Yuuki.
    “Etoo, sebenarnya aku masih kurang akrab dengan teman teman sekelasku, soalnya aku kurang mengerti dengan bahasa yang mereka pakai,” jelas Nadin.
    “Ya, wajar saja sih, soalnya murid murid yang asli dari daerah sini kebanyakan memakai bahasa non formal, seperti bahasa kotawaringin dan mendawai...” kataku dalam hati.
    “Ngomong ngomong senpai, aku mau minta maaf buat kejadian beberapa hari yang lalu,” lanjut Yuuki.
    “Beberapa hari yang lalu?” tanya ku bingung.
    “Ha’i, waktu aku menyenggol senpai itu loh.” Jelasnya Yuuki.
*note : Ha’i yang dimaksud di sini memiliki arti ‘iya’ atau ‘ya’.
    “Oh, yang waktu itu ya,”
    “Heeee, jadi abang suka main senggol senggolan ya.” Kata Nadin sambil menyenggol nyenggol tangan kanan ku dengan keras.
    ”Mana ada orang yang menyukai hal seperti itu,” kataku pada Nadin sambil mencoba menahan tangannya.
    “Adik senpai manis sekali ya,” kata Yuuki sambil tertawa kecil.
    “Yaa... aku tidak bisa memungkiri hal itu.” Jawabku tersenyum.

    Mendengar perkataanku, Nadin sempat terdiam sambil melihat ke arah ku, wajahnya perlahan memerah, dan lalu ia memalingkan wajahnya dariku. Kami sempat mengobrol banyak saat di cafe, Nadin yang tadinya tidak mau mengobrol dengan Yuuki, akhir nya ikut mengobrol dengan kami, saat Yuuki mulai membicarakan hobinya tentang memotret yang sama dengan hobi Nadin. Walaupun pembicaraan mereka masih memiliki perdebatan soal memotret yang baik, setidak nya Nadin mau mengobrol dengan nya dan hal itu membuatku lumayan senang.

    “Mumpung lagi di sini, gimana kalo kita keliling bareng.” Kata ku pada Yuuki.
    “Wah, Boleh juga tuh, gimana Nadin-chan?”
    “Em boleh sih, tapi jangan terlalu dekat dengan abang ku ya,” Kata Nadin sambil merangkul tangan kananku.
    “Eh...” kataku dan Yuuki bersamaan.
    “Paling tidak jaga jarak minimal 5 meter.” Lanjut Nadin pada Yuuki.
    “Nadin, itu berlebihan kan.” Kataku pada Nadin lalu mengelus kepalanya, yang membuatnya terdiam lalu cengar cengir sendiri.
    “Nadin-chan benar benar manis ya,” kata Yuuki melihat Nadin.
    “Jangan jangan Nadin-chan, Brocon ya?” lanjut Yuuki.
    “Yap, benar sekalii!” Jelas Nadin dengan semangat nya sambil mengangkat tangan kanannya tinggi tinggi.
    “Bangga nya dia.” Kataku melihat Nadin sambil tersenyum kecil.
    “Hehe, Senpai benar benar beruntung ya, punya adik seperti Nadin-chan.”
    “Yaa, kurasa juga begitu.” Jawabku tersenyum.

    Kami pun mulai berkeliling lagi bersama Yuuki, dan singgah dibeberapa tempat. Saat melewati toko aksesoris, Yuuki berhenti dan melihat ke arah salah satu gantungan handphone berbentuk salah satu karakter anime ‘K-on’ versi chibi.

    “Ada apa Yuuki?” kataku sambil menoleh ke arah Yuuki.
    “Eh? Iee, maksudku bukan apa apa...” kata Yuuki kaget.
    “Waah, gantungan handphone nya lucu banget.” Kata Nadin saat mencoba melihat apa yang di perhatikan oleh Yuuki tadi.
    “Coba lihat sini dulu bang!” lanjut Nadin padaku.
    “Mana mana?”
    “Wow, gantungan Azusa-chan ternyata.” Kataku saat melihat gantungan handphone itu.
*note : Azusa adalah salah satu karakter dari anime yang berjudul K-On.
    “Eh, senpai tau ya?” tanya Yuuki.
    “Aaah, sebenarnya...” jawabku canggung.
    “Abang itu seorang Otaku.” Jelas Nadin.
*note : Otaku adalah sebutan/cap untuk orang orang yang sangat menyukai Anime.
    “Eh? Jadi senpai itu otaku ya?”
    “Ya... begitu lah...” jelas ku.
    “Kamu pasti sekarang berpikir aku bukan orang yang baik ya” lanjut ku pelan sambil memaling sedikit.
*note : untuk pengetahuan saja, para Otaku di jepang biasanya di cap sebagai orang yang tidak baik dan bahkan biasanya di cap sebagai orang yang hina.
    “Ah, iee, itu tidak benar...senpai...”
    “Sebenar... aku juga...”
    “Eh, kamu juga...” tanya ku.
    “Emm...” jawab Yuuki sambil mengangguk.
    “Heee, abang dapat cewek yang sehobi lagi ya, padahal aku juga suka anime tapi abang biasa biasa aja ama aku.” Kata Nadin sambil jemberut.
    “Nie anak minta kasih sayang lebih mulu” kataku sambil mengelus kepala nya.

    Yuuki akhir nya membeli gantungan handphone tersebut sebanyak dua buah, yang satu untuk nya sendiri, dan yang satu lagi dia berikan pada Nadin sebagai kenang kenangan. Tanpa sadar hari pun mulai sore, kami pun memutuskan untuk pulang setelah itu.

    “Kamu tinggal di asrama sekolah kan, mau kami antar sampai ke sana?” tanya ku pada Yuuki.
    “Em, tidak apa apa senpai, aku pulang sendiri saja.” Jawab Yuuki pelan menggelengkan kepala nya.
    “Begitu ya, kalau gitu hati hati di jalan ya, Yuuki.” Kata ku pada Yuuki.
    “Em, Senpai juga,” kata Yuuki sambil mengangguk.
    “Sampai ketemu di sekolah ya, senpai, Nadin-chan.” Lanjut Yuuki sambil melambaikan tangan nya, lalu pergi meninggalkan kami.
    “Yok, kita juga pulang Nadin.” Kata ku pada Nadin.
    “Emm.” Jawab Nadin tersenyum lalu merangkul tangan kananku.

    Kami pun pulang dalam sore yang tenang. Saat di tengah perjalanan aku menanyakan soal pakaian yang ia kenakan hari ini, karna aku belum pernah melihat dia mengenakan pakaian itu sebelum.

    “Nadin, baju yang kamu pakai hari ini, abang kok belum pernah liat ya,” tanya ku pada Nadin sambil menoleh ke arah nya.
    “Oh iya, aku belum ngasih tau abang ya,”
    “Aku membeli baju ini secara online minggu lalu, dan baru sampai pas kamis kemaren.”
    “Owalaa, pantesan aja abang belum pernah melihat nya.” Kata ku.
    “Aku pengen nya kasih liat ke abang buat pertama kali, jadi ku pakai saja hari ini.” Kata Nadin sambil tersenyum dan mengangkat tangan kanannya.
    “Ya, tapi karna tadi kamu pergi duluan, jadi yang liat kamu pakai baju itu lebih dulu kan orang lain.” Jawabku pada Nadin.

    Nadin pun terhenti dan terdiam setelah mendengar perkataan ku.

    “Bener juga, seharus nya aku kasih liat ke abang pas di rumah aja ya...” kata Nadin lesu.
    “hehe...” aku tertawa kecil.
    “He... kok abang malah ketawa?” kata Nadin lumayan nyaring.
    “hehe, Ternyata benar juga kata Yuuki, kamu benar benar manis dan lucu.” Kata ku tertawa kecil sambil memalingkan wajahku.
    “Iiih... abang apaan sih...” kata Nadin dengan wajah yang memerah memukul mukul pundakku dengan tangan kanan nya.
    “Hahaha...” aku pun semakin tertawa karna tingkah Nadin tersebut.

    Sesaat setelah sampai di depan rumah aku pun mengingat sesuatu yang penting.

    “Nadin..”
    “Iya bang?”
    “Kamu udah beli kaos kaki nya kan?”
    “Eh... aku, lupa bang. Tehee” kata Nadin lalu mengetuk kepala nya.
    “Hee...”
    “Jadi bang...”
    “Jadi?”
    “Besok temenin aku belanja lagi ya.” Kata Nadin dengan manis nya.
    “Kamu bilang kan, besok abang boleh istirahat.” Kata ku datar.
    “Ayolah bang... ya...” lanjut Nadin.
    “Enggak!!! Besok abang pengen istirahat!” kata lalu dengan cepat masuk ke dalam rumah.
    “Iiiih abang... abaaang!!!” teriak Nadin lalu menyusul ku masuk ke dalam rumah.

    Pada akhirnya, hari minggu pun aku menemani adik ku ini berbelanja...lagi.

                               -=Chapter 3 ‘Kaos kaki adik’=-


Comments

Post a Comment

Populer Post

My Sister is My Priority : chapter 01

My Sister is My Priority : chapter 14 [Vol.2]