Pagi yang cerah dengan penuh ketenangan di
hari Sabtu, benar benar hari yang sangat pas untuk...tidur lagi. Akhir pekan
yang di tunggu tunggu seperti ini memang harus benar benar di
manfaatkan...untuk tidur. Memang beginilah kebiasaanku tiap akhir pekan,
melanjutkan tidur setelah bangun. Hal ini disebabkan kebiasaanku yang hampir
tiap malam mengupdate dan menonton anime, jadi tak aneh kalau aku sering
mengantuk pagi pagi begini.
“Yap, tidur lagi dah.” Kata ku sambil
tersenyum lalu meneruskan tidurku.
Baru saja ingin meneruskan tidur,
terdengarlah suara langkah kaki yang cukup cepat sedang menuju ke kamarku.
“Abaaaang!!!” kata Nadin setelah membuka
pintu kamar dengan cepat, yang membuat mataku langsung terbuka lebar dan lalu
menoleh padanya dengan muka datar.
“Tadi aku nyoba nge’strika kaos kaki
punyaku, eh jadi kejang kaya gini.” Kata Nadin sambil memperlihatkan kaos
kakinya yang sudah mengeras.
“Kenapa kamu strika?” tanyaku lesu.
“Pengen tau aja, sapa tau jadi rapi,”
jawabnya sambil menggaruk kepalanya.
“Ya mana bisalah...” lanjutku.
“hehe...jadi bang...” kata Nadin sambil
tersenyum mencurigakan.
“Jadi?” tanyaku curiga.
“Temenin aku buat beli kaos kaki baru
dong.” Lanjutnya sambil tersenyum manis.
Aku pun terdiam sejenak, memikirkan kata
kata untuk menjawab permintaan Nadin tersebut.
“Nadin...” Kataku sambil tersenyum.
“Iya bang?” jawabnya sambil tersenyum juga.
“Ini hari Sabtu kan...”
“Iya bang, terus?”
“Libur kan...”
“He’eh,”
“Abang pengennya tidur!” teriakku sambil
mengurungkan diri dalam selimut.
“Heee?” respon Nadin kaget.
“Iihhhh abaaaaang!!! Temenin aku
belanjaaaaa!!!” teriaknya sambil menarik narik selimutku.
“Abang mau nikmatin akhir pekan abang dengan
tenang!!!” jawabku dari dalam selimut sambil menahan selimutku.
“Besok juga hari minggu kan bang, jadi
tidurnya besok ajaaa!!!” balasnya sambil terus menarik selimutku.
“ENGGAAAK!!” teriakku.
“IIHHH!!! Aku udah susah susah bikin kaos
kakiku rusak biar aku bisa belanja bareng abang, ayo bang kita ke Zypermart!”
jawab Nadin nyaring.
“jadi kamu sengaja ngerusaknya ya! Lagi
pula kenapa mesti ke Zypermart? Dipasar baru juga ada yang jual kaos kaki kan?”
jawabku dengan nyaring juga.
Kami pun terus melakukan hal itu sampai
lebih dari setengah jam, dan yang pada akhirnya aku menyerah dan terpaksa
menemaninya belanja. Saat aku sedang bersiap siap, Nadin kembali ke kamarku dan
berkata kalau kami harus berangkat secara terpisah.
“Abang.” Katanya Nadin dengan lembut didepan
pintu kamarku yang terbuka sedikit.
“Eh?” responku sambil menoleh ke arah
pintu.
“Kita berangkatnya pisah ya,” lanjut Nadin
sambil malu malu dan memalingkan tatapan nya ke kanan dan kiri.
“Loh, kok pisah?” tanyaku bingung.
“Itu loh,”
“itu,..
apa?” tanyaku lagi mulai curiga.
“itu... biar orang kira kalau kita lagi
kencan gitu, jadi aku pergi duluan ya bang, abang nanti berangkat nya sekitar
15 menit setelah aku ya!” katanya malu malu sambil melambaikan tangannya dan
lalu mulai berangkat.
“heee...tuh
kan, emang ada rencana aneh aneh nya...” lanjutku dalam hati.
Setelah Nadin berangkat lebih dulu, aku pun
benar benar menunggu sampai 15 menit dan lalu pergi menyusul nya ke Zypermart.
Saat diperjalanan aku terus berpikir sejak kapan sifat brocon Nadin semakin
menjadi jadi, dan entah kenapa aku merasa kalau ada beberapa kenangan dari
ingatanku yang tak dapat ku ingat walau aku berusaha sekeras mungkin untuk
mengingatnya.
*note : BroCon adalah kependekan dari Brother
Conflex yang berarti rasa sayang berlebihan kepada saudara laki laki mau itu
saudara kandung, sepupu, dan tiri, namun lebih cenderung kepada saudara yang
tinggal serumah. Sebaliknya SisCon adalah kependekan dari Sister Conflex yang
berarti rasa sayang berlebihan kepada saudara perempuan.
Sesampai ku di Zypermart, aku pun mencari
tempat dimana Nadin sedang menungguku, dan terlihatlah Nadin yang sedang
menungguku di dekat pusat perbelanjaan dengan pakaian baru yang belum pernah ku
lihat sebelumnya. Nadin pun menoleh ke arahku dan lalu melambaikan tangannya.
“Abaaang...” kata Nadin sambil melambaikan
tangannya padaku.
“o..oy” jawabku terbata bata sambil
melambaikan tanganku juga.
“Cieee, muka abang merah tuh. Terpesona ama
aku ya?” kata Nadin menggodaku.
“Em...Sedikit,” kataku sambil menggaruk
kepalaku dan menunduk sedikit.
“eh...” respon Nadin kaget dan sekejap
wajahnya memerah.
“Abang Siscon.” Lanjut Nadin tiba tiba
sambil nyengir.
“woi...ngaca lu.” Jawabku datar.
“hehe...” respon sambil tersenyum lembut.
Kami pun mulai berjalan jalan, dari bermain
di game center, berbelanja pakaian baru, sampai menonton film, dan entah
mengapa rasa nya aku melupakan sesuatu yang penting. Setelah berkeliling, aku
dan Nadin singgah disebuah cafe untuk beristirahat. Sesaat setelah aku dan
Nadin memesan sesuatu, kami bertemu dengan Yuuki hanabi yang ternyata juga baru
saja singgah di cafe yang sama.
“Eh kamu... yang waktu itu kan,” kata Yuuki
saat melihatku.
“Eh...Yuuki Hanabi?” responku sedikit
kaget.
“Em, boleh aku satu meja bersama kalian?”
tanya Yuuki.
“Ah, tentu saja” jawabku.
“EHEM...” kata Nadin disebelahku dengan
tatapan dingin sambil menyenggol nyenggol tangan kanan ku.
“Wah...kaya
nya dia mulai marah nih.” Kataku dalam hati melihat ke arah Nadin sambil
meneguk air liurku.
“Ano, sebelumnya biarkan aku memperkenalkan
diri lagi, namaku Yuuki hanabi, aku adalah salah satu murid pertukaran tahun
ini.”
“A... kalau aku Rei, Rei ambara, kelas 11
IPS A.” Jawabku sedikit gugup.
“Owh, Senpai kah, dan yang disebelah senpai
itu?”
*note : Senpai memiliki arti senior.
“Oh
kalau ini...” kataku sambil menoleh ke Nadin.
“Aku pacarnya abang,” kata Nadin nyaring.
“Woi!!!” responku kaget.
“Etoo... Dia ini adikku, namanya Nadin.”
Lanjutku pelan pada Yuuki sambil sedikit menunduk.
“owh, begitu ya, aku tadi sempat mengira
kalau dia pacar senpai, salam kenal ya Nadin-chan,” kata Yuuki dengan ramah.
*note : kata –chan adalah salah satu honorifik
yang biasa dipakai oleh orang jepang untuk orang yang lebih muda atau anak
anak.
“Huh” respon Nadin memalingkan wajahnya,
dan membuat Yuuki tersenyum kecil.
“Hehe, maaf ya Yuuki-san.” Kata ku pada
Yuuki meminta maaf.
“Em, tidak apa apa kok senpai,” kata Yuuki
dengan tersenyum manis.
“Ngomong ngomong, kenapa kamu berkeliling
sendirian? bukannya lebih baik kalau mengajak temanmu, kamu kan masih belum
terlalu tau daerah daerah sekitar sini...” tanyaku pada Yuuki.
“Etoo, sebenarnya aku masih kurang akrab
dengan teman teman sekelasku, soalnya aku kurang mengerti dengan bahasa yang
mereka pakai,” jelas Nadin.
“Ya,
wajar saja sih, soalnya murid murid yang asli dari daerah sini kebanyakan
memakai bahasa non formal, seperti bahasa kotawaringin dan mendawai...”
kataku dalam hati.
“Ngomong
ngomong senpai, aku mau minta maaf buat kejadian beberapa hari yang lalu,”
lanjut Yuuki.
“Beberapa hari yang lalu?” tanya ku
bingung.
“Ha’i, waktu aku menyenggol senpai itu loh.”
Jelasnya Yuuki.
*note : Ha’i yang dimaksud di sini memiliki
arti ‘iya’ atau ‘ya’.
“Oh, yang waktu itu ya,”
“Heeee, jadi abang suka main senggol
senggolan ya.” Kata Nadin sambil menyenggol nyenggol tangan kanan ku dengan
keras.
”Mana ada orang yang menyukai hal seperti
itu,” kataku pada Nadin sambil mencoba menahan tangannya.
“Adik senpai manis sekali ya,” kata Yuuki
sambil tertawa kecil.
“Yaa... aku tidak bisa memungkiri hal itu.”
Jawabku tersenyum.
Mendengar perkataanku, Nadin sempat terdiam
sambil melihat ke arah ku, wajahnya perlahan memerah, dan lalu ia memalingkan
wajahnya dariku. Kami sempat mengobrol banyak saat di cafe, Nadin yang tadinya
tidak mau mengobrol dengan Yuuki, akhir nya ikut mengobrol dengan kami, saat
Yuuki mulai membicarakan hobinya tentang memotret yang sama dengan hobi Nadin.
Walaupun pembicaraan mereka masih memiliki perdebatan soal memotret yang baik,
setidak nya Nadin mau mengobrol dengan nya dan hal itu membuatku lumayan
senang.
“Mumpung lagi di sini, gimana kalo kita
keliling bareng.” Kata ku pada Yuuki.
“Wah, Boleh juga tuh, gimana Nadin-chan?”
“Em boleh sih, tapi jangan terlalu dekat
dengan abang ku ya,” Kata Nadin sambil merangkul tangan kananku.
“Eh...” kataku dan Yuuki bersamaan.
“Paling tidak jaga jarak minimal 5 meter.”
Lanjut Nadin pada Yuuki.
“Nadin, itu berlebihan kan.” Kataku pada
Nadin lalu mengelus kepalanya, yang membuatnya terdiam lalu cengar cengir
sendiri.
“Nadin-chan benar benar manis ya,” kata
Yuuki melihat Nadin.
“Jangan jangan Nadin-chan, Brocon ya?”
lanjut Yuuki.
“Yap, benar sekalii!” Jelas Nadin dengan
semangat nya sambil mengangkat tangan kanannya tinggi tinggi.
“Bangga nya dia.” Kataku melihat Nadin
sambil tersenyum kecil.
“Hehe, Senpai benar benar beruntung ya,
punya adik seperti Nadin-chan.”
“Yaa, kurasa juga begitu.” Jawabku
tersenyum.
Kami pun mulai berkeliling lagi bersama
Yuuki, dan singgah dibeberapa tempat. Saat melewati toko aksesoris, Yuuki
berhenti dan melihat ke arah salah satu gantungan handphone berbentuk salah
satu karakter anime ‘K-on’ versi chibi.
“Ada apa Yuuki?” kataku sambil menoleh ke
arah Yuuki.
“Eh? Iee, maksudku bukan apa apa...” kata
Yuuki kaget.
“Waah, gantungan handphone nya lucu
banget.” Kata Nadin saat mencoba melihat apa yang di perhatikan oleh Yuuki
tadi.
“Coba lihat sini dulu bang!” lanjut Nadin
padaku.
“Mana mana?”
“Wow, gantungan Azusa-chan ternyata.”
Kataku saat melihat gantungan handphone itu.
*note : Azusa adalah salah satu karakter dari
anime yang berjudul K-On.
“Eh, senpai tau ya?” tanya Yuuki.
“Aaah, sebenarnya...” jawabku canggung.
“Abang itu seorang Otaku.” Jelas Nadin.
*note : Otaku adalah sebutan/cap untuk orang
orang yang sangat menyukai Anime.
“Eh? Jadi senpai itu otaku ya?”
“Ya... begitu lah...” jelas ku.
“Kamu pasti sekarang berpikir aku bukan
orang yang baik ya” lanjut ku pelan sambil memaling sedikit.
*note : untuk pengetahuan saja, para Otaku di
jepang biasanya di cap sebagai orang yang tidak baik dan bahkan biasanya di cap
sebagai orang yang hina.
“Ah, iee, itu tidak benar...senpai...”
“Sebenar... aku juga...”
“Eh, kamu juga...” tanya ku.
“Emm...” jawab Yuuki sambil mengangguk.
“Heee, abang dapat cewek yang sehobi lagi
ya, padahal aku juga suka anime tapi abang biasa biasa aja ama aku.” Kata Nadin
sambil jemberut.
“Nie anak minta kasih sayang lebih mulu”
kataku sambil mengelus kepala nya.
Yuuki akhir nya membeli gantungan handphone
tersebut sebanyak dua buah, yang satu untuk nya sendiri, dan yang satu lagi dia
berikan pada Nadin sebagai kenang kenangan. Tanpa sadar hari pun mulai sore,
kami pun memutuskan untuk pulang setelah itu.
“Kamu tinggal di asrama sekolah kan, mau
kami antar sampai ke sana?” tanya ku pada Yuuki.
“Em, tidak apa apa senpai, aku pulang
sendiri saja.” Jawab Yuuki pelan menggelengkan kepala nya.
“Begitu ya, kalau gitu hati hati di jalan
ya, Yuuki.” Kata ku pada Yuuki.
“Em, Senpai juga,” kata Yuuki sambil
mengangguk.
“Sampai ketemu di sekolah ya, senpai,
Nadin-chan.” Lanjut Yuuki sambil melambaikan tangan nya, lalu pergi
meninggalkan kami.
“Yok, kita juga pulang Nadin.” Kata ku pada
Nadin.
“Emm.” Jawab Nadin tersenyum lalu merangkul
tangan kananku.
Kami pun pulang dalam sore yang tenang.
Saat di tengah perjalanan aku menanyakan soal pakaian yang ia kenakan hari ini,
karna aku belum pernah melihat dia mengenakan pakaian itu sebelum.
“Nadin, baju yang kamu pakai hari ini,
abang kok belum pernah liat ya,” tanya ku pada Nadin sambil menoleh ke arah nya.
“Oh iya, aku belum ngasih tau abang ya,”
“Aku membeli baju ini secara online minggu
lalu, dan baru sampai pas kamis kemaren.”
“Owalaa, pantesan aja abang belum pernah
melihat nya.” Kata ku.
“Aku pengen nya kasih liat ke abang buat
pertama kali, jadi ku pakai saja hari ini.” Kata Nadin sambil tersenyum dan
mengangkat tangan kanannya.
“Ya, tapi karna tadi kamu pergi duluan,
jadi yang liat kamu pakai baju itu lebih dulu kan orang lain.” Jawabku pada
Nadin.
Nadin pun terhenti dan terdiam setelah
mendengar perkataan ku.
“Bener juga, seharus nya aku kasih liat ke
abang pas di rumah aja ya...” kata Nadin lesu.
“hehe...” aku tertawa kecil.
“He... kok abang malah ketawa?” kata Nadin
lumayan nyaring.
“hehe, Ternyata benar juga kata Yuuki, kamu
benar benar manis dan lucu.” Kata ku tertawa kecil sambil memalingkan wajahku.
“Iiih... abang apaan sih...” kata Nadin
dengan wajah yang memerah memukul mukul pundakku dengan tangan kanan nya.
“Hahaha...” aku pun semakin tertawa karna
tingkah Nadin tersebut.
Sesaat setelah sampai di depan rumah aku
pun mengingat sesuatu yang penting.
“Nadin..”
“Iya bang?”
“Kamu udah beli kaos kaki nya kan?”
“Eh... aku, lupa bang. Tehee” kata Nadin lalu
mengetuk kepala nya.
“Hee...”
“Jadi bang...”
“Jadi?”
“Besok temenin aku belanja lagi ya.” Kata
Nadin dengan manis nya.
“Kamu bilang kan, besok abang boleh
istirahat.” Kata ku datar.
“Ayolah bang... ya...” lanjut Nadin.
“Enggak!!! Besok abang pengen istirahat!”
kata lalu dengan cepat masuk ke dalam rumah.
“Iiiih abang... abaaang!!!” teriak Nadin
lalu menyusul ku masuk ke dalam rumah.
Pada akhirnya, hari minggu pun aku menemani
adik ku ini berbelanja...lagi.
-=Chapter 3 ‘Kaos kaki adik’=-
Sipp...
ReplyDeleteArigatou na :D
DeleteArigatou na :D
DeleteEfek Adikku seharusnya tak seimut ini. Cuma dia bukan tsundere. Offerall is the Best!
ReplyDeleteMantap gan.....
ReplyDeleteKalo mau beli kaos kaki di appi zone dekat pasar lama aja :V
ReplyDelete