untuk daftar karakter, ada dibawah ini :
Classmeeting, acara yang biasa di lakukan
atau di selenggarakan setelah ulangan semester, hampir mirip dengan pekan
olahraga yang biasa ada sekolah di luar negeri. Aku sering mendapati cerita
klise seperti ini di anime anime, setidaknya ada 1 atau 2 episode di mana sekolah
si protagonis mengadakan pekan olahraga seperti ini. Tapi... ternyata tidak
seindah yang biasa ku lihat di anime. Walau pun sempat senang di awal karena
mengira hanya akan menjadi penonton dan sempat memenangkan lari tiga kaki
setelahnya... tetap saja... ini melelahkan.
Sekarang sudah sekitar jam 12 siang, dan
tentu saja classmeet masih berlanjut. Yap ! berlanjut... berlanjut...
berlanjut... walau pun sekarang aku hanya menonton, cuaca yang terik tetap saja
membuatku lesu. Hanya satu yang menjadi penyejukku sekarang ini, yaitu adikku
yang sekarang ini sedang bersandar pada bahu kiri ku. Yah.. walau pun tadi dia
sempat marah besar karena Lisa yang tiba tiba memelukku sehabis lari tiga kaki
tadi pagi sih.
“Dia
tertidur ya...”
“Tapi
bukannya, estafet SMP udah mau mulai ya.. apa aku mesti membangunkan nya..”
*Hammmm*
Baru saja berpikir
begitu, Nadin tiba tiba terbangun dari tidurnya.
“Hmmm... abang, dah jam berapa?”
“Aaa, udah jam 12 lewat nih...”
“Hm, udah mau mulai ya...”
“Gapapa nih? Kamu masih keliatan ngantuk
gitu.”
“Mm, gapapa kok bang...”
“gitu ya... kalo gitu semangat ya... abang
akan melihatmu...”
“Mm...”
Nadin mengangguk
sambil tersenyum pada ku, ia lalu berdiri untuk segera bersiap siap.
“Aku ke sana ya bang...”
“Okee, berjuang ya!”
“Tentu...!”
Dia lalu berlari
menuju teman temannya, namun di tengah tengah dia sempat berhenti dan menoleh
kembali ke arahku.
“Abang!”
“Eh... iya?”
“Abang kalo ku tinggal jangan berani macam
macam ya!”
Nadin
mengatakannya sambil tersenyum, dan tentu saja itu senyuman ancaman.
“O..okeee....”
Dia lalu
meneruskan lari nya, dan segera berkumpul dengan teman temannya. Dan tak lama
setelah itu, perlombaan estafet SMP di mulai. Perlombaan estafet ini seharus
adalah perlombaan estafet campuran, di mana tiap perwakilan kelas terdiri dari
4 orang yang biasa nya terdiri dari 2 perempuan dan 2 laki laki, namun entah mengapa
dari yang ku lihat... perwakilan kelas Nadin terdiri 4 orang perempuan saja.
Dan perwakilan kelasnya terdiri dari Nadin, Sari, dan dua perempuan lain nya
yang tidak ku kenal.
“Cewe
semua?”
“Beneran
nih.....?”
“Okeee!
Sekarang sudah saatnya untuk perlombaan estafet SMP, seperti yang kita lihat di
sini ada perwakilan kelas yang tidak biasa ya! Kelas mereka di wakilkan tanpa
siswa laki laki kali ini... mereka adalah perwakilan kelas 8 A...”
“Kelas
8 A, apa kalian yakin dengan perwakilan kalian sekarang?”
“Yakin!!!”
Nadin dan dua
temannya yang tak ku kenal berteriak, kalau mereka sudah yakin dengan
perwakilan mereka yang sekarang, yaa... dan Sari hanya menoleh ke sana sini
tanpa menjawab. Sampai pada akhirnya Sari melihat ke arahku yang sedang
menonton mereka, dia sempat terdiam saat melihatku dan menunduk kepada ku lalu
mengalihkan pandangannya dari ku setelahnya.
“Ah, dia masih sedikit takut pada ku ya...”
“Siapa yang takut sama senpai?”
“Wuaaa!!”
Tiba tiba
seseorang menegurku dari belakang, dan saat aku menoleh, ternyata orang itu...
“Yuuki...!”
“Ah... gomene senpai...”
*note : Gomene, gomen, gomena adalah bahasa jepang
yang berarti Maaf, maafkan, maafkan aku, maaf sekali.
“Ah, tidak apa apa sih...”
“Itu... kelasnya Nadin-chan ya...”
“yaa...Begitulah...”
“Senpai benar benar sayang sama Nadin-chan
ya....”
“Kok jadi ke situ?!!”
“Ya... soalnya dari tadi senpai, selalu
memperhatikan Nadin-chan begitu, tadi juga senpai sampai mau jadi tempat
bersandar Nadin-chan, di tengah tengah terik begitu.”
“Aaa, jadi kamu melihatnya ya...”
“Emm, aku sudah memperhatikan senpai dan
Nadin-chan sekitar 2 jam tadi...”
“2 JAM??!”
“Ha’i”
“Kenapa kamu gak datengin kami sekalian
aja...?”
“Aaa... aku tidak mau mengganggu kalian
berdua saja...”
“Datang aja kali...”
Kami berdua pun
kembali menonton perlombaan, dan dari yang ku lihat, pembawa tongkat pertama
dan kedua dari kelas Nadin adalah dua perempuan yang tidak ku kenal tadi,
pembawa tongkat ke tiga Sari, dan pembawa tongkat terakhir tidak lain dan tidak
bukan adalah Nadin.
“Abang!! Lihat aku ya!”
Nadin berbicara
dengan cukup keras dari posisi nya bersiap siap menerima tongkat.
“O..Okeee...”
“Ehehe... Nadin-chan benar benar manis
ya...”
“Pembawa
tongkat pertama, bersiap...”
“Mulai!!!”
Dan perlombaan
estafet SMP pun, di mulai.
Pada akhirnya, kelas Nadin, memenangkan
perlombaan estafet SMP. Ya walau pun sempat ada hambatan tadi nya, karena tidak
ku sangka ternyata Sari juga tidak bagus dalam hal olahraga seperti ku. Namun
karena Nadin dan 2 temannya yang lain tadi cukup atletis, mereka pun dapat
memenangkan perlombaan ini.
“Dia memenangkan nya ya... kurasa nanti aku
akan mentraktirnya es krim saja saat pulang...”
“Hehe... senpai benar benar baik ya...”
“Gak juga... ngomong ngomong kenapa dia
belum ke sini ya?”
“Untuk
selanjutnya, akan di teruskan dengan perlombaan ambil barang putri SMP dan
SMA...”
“He...
langsung sekalian lomba ambil barang ternyata...”
“Ah... aku mesti bersiap siap...” kata
Yuuki lalu berdiri.
“Eh? Kamu juga ikut lomba ini ya?”
“Mm.. senpai lihat aku ya...”
Yuuki mengangguk
dan mengatakan hal itu pada ku sambil tersenyum.
“Eh... baiklah...” jawabku sedikit
terpesona pada nya.
“Hehe... walau pun senpai bakal lebih
memperhatikan Nadin-chan sih...”
“Aaa, benar juga...”
“Aku ke sana ya, Senpai!”
Yuuki lalu pergi
ke garis star untuk segera bersiap siap.
“Ambil barang ya.... semoga saja, barang
yang mesti di ambil gak bakal aneh aneh, kaya di anime yang biasa ku tonton...”
“Semua
peserta bersiap...”
“Mulai....”
Para peserta pun
segera berlari menuju tempat dimana terdapat undian yang menentukan barang yang
harus di ambil. Namun tidak seperti perlombaan ambil barang biasa nya,
perlombaan kali ini mengharuskan mengambil 3 barang berbeda satu per satu
tergantung undiannya
. Ku lihat Nadin dan Yuuki berlari dengan
cepatnya menuju tempat undian. Aku masih heran bagaimana bisa mereka berlari
secepat itu, semangat banget. Dan juga yang membuatku lebih heran lagi, adalah
Nadin yang bisa bisa nya mengalahkan anak anak SMA. Yah... walau pun aku masih
belum tau apakah dia bisa mengalahkan Lisa sih, sayangnya Lisa tidak mengikuti
lomba ini. Dan ngomong ngomong soal Lisa... entah mengapa dia malah pingsan
setelah memelukku tadi pagi... dan sekarang ini dia sedang berada di UKS
sekolah.
“Maaf
tidak bisa membesukmu Lisa, soalnya Nadin melarangku...”
“Owhhh,
peserta dari kelas 8 A dan kelas 10 IPA A telah memasuki tempat undian!! Di
susul oleh kelas....”
Nadin dan Yuuki telah mengambil undian
pertama mereka dan segera berlari kembali untuk mencari barang yang tertulis dalam
undian pertama mereka, dan di tengah tengah pencarian barang tersebut Nadin
tiba tiba melompat dan mengangkat tangan kanannya sambil berteriak...
“DEMI ABAAAANG!!!”
“Wow
wow, peserta dari kelas 8 A terlihat begitu bersemangat!!!”
“Anak
itu....”
Aku menepuk
wajahku lalu menunduk malu karena teriakan Nadin barusan, bagaimana bisa dia
mengatakan hal itu dengan begitu semangatnya.
Sekitar kurang lebih setengah jam, Nadin
dan Yuuki sudah berhasil menyelesai kan 2 undian, dan sejauh ini benda benda
yang mesti di cari masih normal normal saja, seperti ponsel, wajan, papan ujian
dll. Namun yang yang membuatku khawatir adalah... sesuatu yang aneh aneh itu
biasa nya akan terjadi di akhir seperti ini.
“Ini
dia !! peserta kelas 8 A dan lagi lagi di susul oleh peserta dari 10 IPA A
telah kembali ke tempat undian untuk mengambil undian terakhir !!”
“Mereka benar benar cepat sekali mencari
barang nya, padahal barang barang yang mesti mereka ambil tadi rata rata barang
yang tidak mungkin ada di sekolah kan...”
“Tunggu...
ada apa dengan mereka??”
Setelah mengambil
undian, ku lihat wajah Nadin dan Yuuki memperlihatkan ekspresi yang benar benar
aneh... Nadin terlihat terkejut namun senang, dan Yuuki juga terlihat terkejut
dengan wajah yang memerah setelah melihat undian yang mereka ambil. Mereka
berdua lalu melihat ke arahku dengan ekspresi yang masih seperti itu, dan itu
membuat perasaanku jadi tidak enak.
Mereka berdua lalu berlari ke arahku dengan
begitu cepatnya sambil membawa kertas undian yang mereka dapatkan tadi. Aku merasa
ingin melarikan diri dari mereka berdua, namun setelah ku pikir lagi... percuma
saja lari dari mereka yang dapat berlari sekencang itu.
Setelah sampai di hadapanku, mereka berdua
menunduk dan menatap ke arahku. Aku jadi berpikir apa yang sebenarnya tertulis
di undian terakhir yang mereka berdua dapatkan tersebut.
“Anoo... Nadin... Yuuki... ada apa ini?”
“Abaang!! Ikut ama aku yok!!”
“Nadin-chan, kali ini senpai harus ikut
denganku!!” sela Yuuki.
“ENGGAK!! Aku tidak mau minjamin abangku
pada mu!”
“Emangnya
aku barang, di pinjemin...”
“Ayolah Nadin-chan, kamu kan selalu bersama
senpai di rumah... kali ini saja ku pinjam senpai... ya?”
“ENGGAAAK!! Ku bilang gak boleh ya gak
boleh!!”
“Anoo...” sela ku pada Nadin dan Yuuki.
“Eh?”
“Eh....”
“Apa yang sebenarnya tertulis di undian
kalian...”
Mereka berdua lalu
memperlihatkan undian mereka tepat ke depan wajahku, dan begitu ku baca... kata
yang tertulis di undian mereka adalah ‘PACAR’. Aku mencoba untuk menyipitkan
mata ku dan membaca tulisan di undian itu lebih dekat, berharap kalau sebelumnya
aku hanya salah baca. Namun ternyata... aku memang tidak salah baca, yang
tertulis di undian mereka memang benar kata ‘PACAR’. Aku lalu mendongak ke arah
mereka dan berdiri menatap mereka berdua.
“Yuuki, kapan aku berpacaran denganmu? dan
Nadin, a..aku ini abangmu, bukan pacarmu!!”
Aku menegaskan hal
itu dengan cukup keras pada mereka, wajah Yuuki memperlihatkan reaksi normal,
wajahnya memerah dan terlihat malu malu begitu. Namun lain halnya dengan Nadin,
dia malah memperlihatkan ekspresi wajah bingung.
“Masa sih kita gak pacaran bang??” kata
Nadin dengan begitu tenang.
“YA GAK LAH!!!”
“Anoo... senpai....”
“Eh....”
“Jadilah pacarku!”
“He.....HEEEEEE??!”
“Aku tidak terima!! Abang itu pacarku!!”
“SUDAH KU BILANG, AKU INI ABANGMU!!”
“Aaaa, ma..maksudku cuma berpura pura
saja...!”
“Pura pura....”
“Mm, aku tidak terlalu akrab dengan orang
orang, cuma senpai saja yang terpikir di benakku saat aku melihat undian ini...
orang yang sudah lumayan akrab denganku...”
“Tapi kan....”
“...dan juga... aku tidak ingin kalah dalam
perlombaan ini... aku ingin memenangkan perlombaan ini dan berharap bisa
berteman baik dengan orang orang di kelasku...”
Aku dan Nadin
sempat terdiam di buatnya, aku jadi sedikit bingung untuk memutuskan hal ini.
“Maaf saja ya...”
Nadin tiba tiba
mengatakan hal itu pada Yuuki dengan cukup tenang.
“Aku... juga tidak mau kalah dari mu!”
“Nadin-chan...”
“Nadin....”
“Kalau kamu pengen berteman dengan mereka,
kenapa tidak jujur saja ‘Aku ingin berteman dengan kalian’, ‘aku ingin lebih
akrab dengan kalian’ begitu....”
“Tapi....”
“Kalau kamu memenangkan perlombaan ini,
tapi kamu masih tidak bisa jujur tetap sama saja kan hasilnya nanti...lagipula
wajah orang asing seperti mu tidak mungkin kalau tidak menarik perhatian siapa
pun di kelasmu kan, kamu saja yang tidak peka...”
“Itu....”
“Mungkin benar apa yang di katakan Nadin...
pasti orang orang di kelasmu juga tertarik untuk berteman denganmu, ya..
mungkin saja mereka juga punya pemikiran yang sama denganmu....” jelasku.
“Senpai....”
“Santai saja kan... kami... juga temanmu...
iya kan bang...”
“Nadin-chan...”
“Tentu saja kan...”
“Senpai...”
Yuuki sempat
terdiam menatap ke arahku dan Nadin. Dia lalu menunduk dan kembali mengangkat
wajah melihat ke arah kami dengan ekspresi yang berbeda.
“Terima kasih... Nadin-chan, senpai...
selama ini aku hanya memikirkan untuk dekat dengannya saja, dan aku tidak
memikirkan yang lain...” kata Yuuki lalu memalingkan wajahnya.
“He... ‘dengannya’,?”
“Ah bukan apa apa senpai, kurasa lebih baik
aku akan meminjam teman sekelasku saja... ini mungkin akan jadi langkah pertama
ku untuk bisa berteman baik dengan teman teman sekelasku...”
“Kata ‘meminjam’ itu, bukannya sedikit
kasar untuk manusia...”
“Terima kasih senpai, Nadin-chan...”
Yuuki lalu pergi
meninggalkan kami berdua, namun di pertengahan, dia berhenti dan kembali
menoleh ke arah kami.
“Nadin-chan!!!”
“Apa lagi??”
“Aku tidak akan kalah dari mu”
Dia tersenyum lalu
kembali berlari, mencari teman temannya.
“Aku juga tidak mau kalah dari mu!!!”
“Yok sayang!!”
“Aku mohon... panggil aku ‘abang’ seperti
biasa nya...”
Nadin lalu
menggenggam tangan kananku dan membawa ku pergi dengannya. Aku jadi terpikir,
Nadin yang biasa nya bersikap judes pada perempuan yang akrab denganku,
ternyata bisa juga menyemangati seseorang yang bermasalah seperti Yuuki tadi.
“Ternyata... Nadin bisa berbuat baik juga
ya...”
“Apaan sih... aku... cuma menyemangati nya
saja...”
Terlihat wajah
Nadin terlihat malu malu saat dia memalingkan wajahnya pada ku, dan itu
membuatku tersenyum.
Di tengah tengah
berjalan, aku melihat ke arah tangan Nadin yang sedang menggenggam tangan
kananku sekarang. Melihat itu, aku jadi teringat kalau sudah cukup lama aku
tidak berpegangan tangan dengan Nadin. Yah... walau pun biasanya Nadin sering
merangkul tanganku, tapi rasa sangat berbeda dengan saat telapak tangan kami
saling bersentuhan, rasa nya benar bener hangat.
“Benar
juga... sudah lama rasa nya aku tidak menggenggam tangan Nadin...”
“Tangannya
terasa begitu hangat dan membuatku tenang....”
“Abang...”
“Eh.. i..iya?”
“Sudah lama ya... tidak berpegangan tangan
seperti ini...”
“Eh... benar juga ya...”
“Rasa nya... benar benar menenangkan...”
kata Nadin tertunduk dengan wajah yang memerah.
“Ternyata...
dia juga memikirkan hal yang sama denganku...”
Ku harap kami bisa
berada dalam keadaan begini lebih lama lagi. Sesuatu yang membuatku perasaanku
menjadi hangat dan nyaman.
-=Chapter 11 ‘Pekan classmeeting part 2’=-
Vol 1, selesai. vol 2 akan di update 2 minggu kedepan. atau mungkin minggu depan kalau tidak ada halangan.
Isi undiannya tulisan pacar njer :v
ReplyDelete.
.
.
Lanjut gan... Semangat terus yoo...
Wak :v wokeeeh gan :v
Deletethank juga, sdah bca....
Okok sipppp
DeleteOkok sipppp
Delete