Skip to main content

My Sister is My Priority : chapter 11


untuk daftar karakter, ada dibawah ini :




    Classmeeting, acara yang biasa di lakukan atau di selenggarakan setelah ulangan semester, hampir mirip dengan pekan olahraga yang biasa ada sekolah di luar negeri. Aku sering mendapati cerita klise seperti ini di anime anime, setidaknya ada 1 atau 2 episode di mana sekolah si protagonis mengadakan pekan olahraga seperti ini. Tapi... ternyata tidak seindah yang biasa ku lihat di anime. Walau pun sempat senang di awal karena mengira hanya akan menjadi penonton dan sempat memenangkan lari tiga kaki setelahnya... tetap saja... ini melelahkan.
    Sekarang sudah sekitar jam 12 siang, dan tentu saja classmeet masih berlanjut. Yap ! berlanjut... berlanjut... berlanjut... walau pun sekarang aku hanya menonton, cuaca yang terik tetap saja membuatku lesu. Hanya satu yang menjadi penyejukku sekarang ini, yaitu adikku yang sekarang ini sedang bersandar pada bahu kiri ku. Yah.. walau pun tadi dia sempat marah besar karena Lisa yang tiba tiba memelukku sehabis lari tiga kaki tadi pagi sih.

    “Dia tertidur ya...
    “Tapi bukannya, estafet SMP udah mau mulai ya.. apa aku mesti membangunkan nya..
    *Hammmm*

Baru saja berpikir begitu, Nadin tiba tiba terbangun dari tidurnya.

    “Hmmm... abang, dah jam berapa?”
    “Aaa, udah jam 12 lewat nih...”
    “Hm, udah mau mulai ya...”
    “Gapapa nih? Kamu masih keliatan ngantuk gitu.”
    “Mm, gapapa kok bang...”
    “gitu ya... kalo gitu semangat ya... abang akan melihatmu...”
    “Mm...”

Nadin mengangguk sambil tersenyum pada ku, ia lalu berdiri untuk segera bersiap siap.

    “Aku ke sana ya bang...”
    “Okee, berjuang ya!”
    “Tentu...!”

Dia lalu berlari menuju teman temannya, namun di tengah tengah dia sempat berhenti dan menoleh kembali ke arahku.

    “Abang!”
    “Eh... iya?”
    “Abang kalo ku tinggal jangan berani macam macam ya!”

Nadin mengatakannya sambil tersenyum, dan tentu saja itu senyuman ancaman.

    “O..okeee....”

Dia lalu meneruskan lari nya, dan segera berkumpul dengan teman temannya. Dan tak lama setelah itu, perlombaan estafet SMP di mulai. Perlombaan estafet ini seharus adalah perlombaan estafet campuran, di mana tiap perwakilan kelas terdiri dari 4 orang yang biasa nya terdiri dari 2 perempuan dan 2 laki laki, namun entah mengapa dari yang ku lihat... perwakilan kelas Nadin terdiri 4 orang perempuan saja. Dan perwakilan kelasnya terdiri dari Nadin, Sari, dan dua perempuan lain nya yang tidak ku kenal.

    “Cewe semua?
    “Beneran nih.....?
    “Okeee! Sekarang sudah saatnya untuk perlombaan estafet SMP, seperti yang kita lihat di sini ada perwakilan kelas yang tidak biasa ya! Kelas mereka di wakilkan tanpa siswa laki laki kali ini... mereka adalah perwakilan kelas 8 A...
    “Kelas 8 A, apa kalian yakin dengan perwakilan kalian sekarang?
    “Yakin!!!”

Nadin dan dua temannya yang tak ku kenal berteriak, kalau mereka sudah yakin dengan perwakilan mereka yang sekarang, yaa... dan Sari hanya menoleh ke sana sini tanpa menjawab. Sampai pada akhirnya Sari melihat ke arahku yang sedang menonton mereka, dia sempat terdiam saat melihatku dan menunduk kepada ku lalu mengalihkan pandangannya dari ku setelahnya.

    “Ah, dia masih sedikit takut pada ku ya...”
    “Siapa yang takut sama senpai?”
    “Wuaaa!!”

Tiba tiba seseorang menegurku dari belakang, dan saat aku menoleh, ternyata orang itu...

    “Yuuki...!”
    “Ah... gomene senpai...”

*note : Gomene, gomen, gomena adalah bahasa jepang yang berarti Maaf, maafkan, maafkan aku, maaf sekali.

    “Ah, tidak apa apa sih...”
    “Itu... kelasnya Nadin-chan ya...”
    “yaa...Begitulah...”
    “Senpai benar benar sayang sama Nadin-chan ya....”
    “Kok jadi ke situ?!!”
    “Ya... soalnya dari tadi senpai, selalu memperhatikan Nadin-chan begitu, tadi juga senpai sampai mau jadi tempat bersandar Nadin-chan, di tengah tengah terik begitu.”
    “Aaa, jadi kamu melihatnya ya...”
    “Emm, aku sudah memperhatikan senpai dan Nadin-chan sekitar 2 jam tadi...”
    “2 JAM??!”
    “Ha’i”
    “Kenapa kamu gak datengin kami sekalian aja...?”
    “Aaa... aku tidak mau mengganggu kalian berdua saja...”
    “Datang aja kali...”

Kami berdua pun kembali menonton perlombaan, dan dari yang ku lihat, pembawa tongkat pertama dan kedua dari kelas Nadin adalah dua perempuan yang tidak ku kenal tadi, pembawa tongkat ke tiga Sari, dan pembawa tongkat terakhir tidak lain dan tidak bukan adalah Nadin.

    “Abang!! Lihat aku ya!”

Nadin berbicara dengan cukup keras dari posisi nya bersiap siap menerima tongkat.

    “O..Okeee...”
    “Ehehe... Nadin-chan benar benar manis ya...”
    “Pembawa tongkat pertama, bersiap...
    “Mulai!!!

Dan perlombaan estafet SMP pun, di mulai.
    Pada akhirnya, kelas Nadin, memenangkan perlombaan estafet SMP. Ya walau pun sempat ada hambatan tadi nya, karena tidak ku sangka ternyata Sari juga tidak bagus dalam hal olahraga seperti ku. Namun karena Nadin dan 2 temannya yang lain tadi cukup atletis, mereka pun dapat memenangkan perlombaan ini.

    “Dia memenangkan nya ya... kurasa nanti aku akan mentraktirnya es krim saja saat pulang...”
    “Hehe... senpai benar benar baik ya...”
    “Gak juga... ngomong ngomong kenapa dia belum ke sini ya?”
    “Untuk selanjutnya, akan di teruskan dengan perlombaan ambil barang putri SMP dan SMA...
    “He... langsung sekalian lomba ambil barang ternyata...
    “Ah... aku mesti bersiap siap...” kata Yuuki lalu berdiri.
    “Eh? Kamu juga ikut lomba ini ya?”
    “Mm.. senpai lihat aku ya...”

Yuuki mengangguk dan mengatakan hal itu pada ku sambil tersenyum.

    “Eh... baiklah...” jawabku sedikit terpesona pada nya.
    “Hehe... walau pun senpai bakal lebih memperhatikan Nadin-chan sih...”
    “Aaa, benar juga...”
    “Aku ke sana ya, Senpai!”

Yuuki lalu pergi ke garis star untuk segera bersiap siap.

    “Ambil barang ya.... semoga saja, barang yang mesti di ambil gak bakal aneh aneh, kaya di anime yang biasa ku tonton...”
    “Semua peserta bersiap...
    “Mulai....

Para peserta pun segera berlari menuju tempat dimana terdapat undian yang menentukan barang yang harus di ambil. Namun tidak seperti perlombaan ambil barang biasa nya, perlombaan kali ini mengharuskan mengambil 3 barang berbeda satu per satu tergantung undiannya
.    Ku lihat Nadin dan Yuuki berlari dengan cepatnya menuju tempat undian. Aku masih heran bagaimana bisa mereka berlari secepat itu, semangat banget. Dan juga yang membuatku lebih heran lagi, adalah Nadin yang bisa bisa nya mengalahkan anak anak SMA. Yah... walau pun aku masih belum tau apakah dia bisa mengalahkan Lisa sih, sayangnya Lisa tidak mengikuti lomba ini. Dan ngomong ngomong soal Lisa... entah mengapa dia malah pingsan setelah memelukku tadi pagi... dan sekarang ini dia sedang berada di UKS sekolah.

    “Maaf tidak bisa membesukmu Lisa, soalnya Nadin melarangku...
    “Owhhh, peserta dari kelas 8 A dan kelas 10 IPA A telah memasuki tempat undian!! Di susul oleh kelas....

    Nadin dan Yuuki telah mengambil undian pertama mereka dan segera berlari kembali untuk mencari barang yang tertulis dalam undian pertama mereka, dan di tengah tengah pencarian barang tersebut Nadin tiba tiba melompat dan mengangkat tangan kanannya sambil berteriak...

    “DEMI ABAAAANG!!!”
    “Wow wow, peserta dari kelas 8 A terlihat begitu bersemangat!!!
    “Anak itu....

Aku menepuk wajahku lalu menunduk malu karena teriakan Nadin barusan, bagaimana bisa dia mengatakan hal itu dengan begitu semangatnya.
    Sekitar kurang lebih setengah jam, Nadin dan Yuuki sudah berhasil menyelesai kan 2 undian, dan sejauh ini benda benda yang mesti di cari masih normal normal saja, seperti ponsel, wajan, papan ujian dll. Namun yang yang membuatku khawatir adalah... sesuatu yang aneh aneh itu biasa nya akan terjadi di akhir seperti ini.

    “Ini dia !! peserta kelas 8 A dan lagi lagi di susul oleh peserta dari 10 IPA A telah kembali ke tempat undian untuk mengambil undian terakhir !!
    “Mereka benar benar cepat sekali mencari barang nya, padahal barang barang yang mesti mereka ambil tadi rata rata barang yang tidak mungkin ada di sekolah kan...”
    “Tunggu... ada apa dengan mereka??

Setelah mengambil undian, ku lihat wajah Nadin dan Yuuki memperlihatkan ekspresi yang benar benar aneh... Nadin terlihat terkejut namun senang, dan Yuuki juga terlihat terkejut dengan wajah yang memerah setelah melihat undian yang mereka ambil. Mereka berdua lalu melihat ke arahku dengan ekspresi yang masih seperti itu, dan itu membuat perasaanku jadi tidak enak.
    Mereka berdua lalu berlari ke arahku dengan begitu cepatnya sambil membawa kertas undian yang mereka dapatkan tadi. Aku merasa ingin melarikan diri dari mereka berdua, namun setelah ku pikir lagi... percuma saja lari dari mereka yang dapat berlari sekencang itu.
    Setelah sampai di hadapanku, mereka berdua menunduk dan menatap ke arahku. Aku jadi berpikir apa yang sebenarnya tertulis di undian terakhir yang mereka berdua dapatkan tersebut.

    “Anoo... Nadin... Yuuki... ada apa ini?”

Aku berusaha bertanya dengan tenang pada mereka berdua.




    “Abaang!! Ikut ama aku yok!!”
    “Nadin-chan, kali ini senpai harus ikut denganku!!” sela Yuuki.
    “ENGGAK!! Aku tidak mau minjamin abangku pada mu!”
    “Emangnya aku barang, di pinjemin...
    “Ayolah Nadin-chan, kamu kan selalu bersama senpai di rumah... kali ini saja ku pinjam senpai... ya?”
    “ENGGAAAK!! Ku bilang gak boleh ya gak boleh!!”
    “Anoo...” sela ku pada Nadin dan Yuuki.
    “Eh?”
    “Eh....”
    “Apa yang sebenarnya tertulis di undian kalian...”

Mereka berdua lalu memperlihatkan undian mereka tepat ke depan wajahku, dan begitu ku baca... kata yang tertulis di undian mereka adalah ‘PACAR’. Aku mencoba untuk menyipitkan mata ku dan membaca tulisan di undian itu lebih dekat, berharap kalau sebelumnya aku hanya salah baca. Namun ternyata... aku memang tidak salah baca, yang tertulis di undian mereka memang benar kata ‘PACAR’. Aku lalu mendongak ke arah mereka dan berdiri menatap mereka berdua.

    “Yuuki, kapan aku berpacaran denganmu? dan Nadin, a..aku ini abangmu, bukan pacarmu!!”

Aku menegaskan hal itu dengan cukup keras pada mereka, wajah Yuuki memperlihatkan reaksi normal, wajahnya memerah dan terlihat malu malu begitu. Namun lain halnya dengan Nadin, dia malah memperlihatkan ekspresi wajah bingung.

    “Masa sih kita gak pacaran bang??” kata Nadin dengan begitu tenang.
    “YA GAK LAH!!!”
    “Anoo... senpai....”
    “Eh....”
    “Jadilah pacarku!”
    “He.....HEEEEEE??!”
    “Aku tidak terima!! Abang itu pacarku!!”
    “SUDAH KU BILANG, AKU INI ABANGMU!!”
    “Aaaa, ma..maksudku cuma berpura pura saja...!”
    “Pura pura....”
    “Mm, aku tidak terlalu akrab dengan orang orang, cuma senpai saja yang terpikir di benakku saat aku melihat undian ini... orang yang sudah lumayan akrab denganku...”
    “Tapi kan....”
    “...dan juga... aku tidak ingin kalah dalam perlombaan ini... aku ingin memenangkan perlombaan ini dan berharap bisa berteman baik dengan orang orang di kelasku...”

Aku dan Nadin sempat terdiam di buatnya, aku jadi sedikit bingung untuk memutuskan hal ini.

    “Maaf saja ya...”

Nadin tiba tiba mengatakan hal itu pada Yuuki dengan cukup tenang.

    “Aku... juga tidak mau kalah dari mu!”
    “Nadin-chan...”
    “Nadin....”
    “Kalau kamu pengen berteman dengan mereka, kenapa tidak jujur saja ‘Aku ingin berteman dengan kalian’, ‘aku ingin lebih akrab dengan kalian’ begitu....”
    “Tapi....”
    “Kalau kamu memenangkan perlombaan ini, tapi kamu masih tidak bisa jujur tetap sama saja kan hasilnya nanti...lagipula wajah orang asing seperti mu tidak mungkin kalau tidak menarik perhatian siapa pun di kelasmu kan, kamu saja yang tidak peka...”
    “Itu....”
    “Mungkin benar apa yang di katakan Nadin... pasti orang orang di kelasmu juga tertarik untuk berteman denganmu, ya.. mungkin saja mereka juga punya pemikiran yang sama denganmu....” jelasku.
    “Senpai....”
    “Santai saja kan... kami... juga temanmu... iya kan bang...”
    “Nadin-chan...”
    “Tentu saja kan...”
    “Senpai...”

Yuuki sempat terdiam menatap ke arahku dan Nadin. Dia lalu menunduk dan kembali mengangkat wajah melihat ke arah kami dengan ekspresi yang berbeda.

    “Terima kasih... Nadin-chan, senpai... selama ini aku hanya memikirkan untuk dekat dengannya saja, dan aku tidak memikirkan yang lain...” kata Yuuki lalu memalingkan wajahnya.
    “He... ‘dengannya’,?”
    “Ah bukan apa apa senpai, kurasa lebih baik aku akan meminjam teman sekelasku saja... ini mungkin akan jadi langkah pertama ku untuk bisa berteman baik dengan teman teman sekelasku...”
    “Kata ‘meminjam’ itu, bukannya sedikit kasar untuk manusia...”
    “Terima kasih senpai, Nadin-chan...”

Yuuki lalu pergi meninggalkan kami berdua, namun di pertengahan, dia berhenti dan kembali menoleh ke arah kami.

    “Nadin-chan!!!”
    “Apa lagi??”
    “Aku tidak akan kalah dari mu”

Dia tersenyum lalu kembali berlari, mencari teman temannya.

    “Aku juga tidak mau kalah dari mu!!!”
    “Yok sayang!!”
    “Aku mohon... panggil aku ‘abang’ seperti biasa nya...”

Nadin lalu menggenggam tangan kananku dan membawa ku pergi dengannya. Aku jadi terpikir, Nadin yang biasa nya bersikap judes pada perempuan yang akrab denganku, ternyata bisa juga menyemangati seseorang yang bermasalah seperti Yuuki tadi.

    “Ternyata... Nadin bisa berbuat baik juga ya...”
    “Apaan sih... aku... cuma menyemangati nya saja...”


Terlihat wajah Nadin terlihat malu malu saat dia memalingkan wajahnya pada ku, dan itu membuatku tersenyum.


Di tengah tengah berjalan, aku melihat ke arah tangan Nadin yang sedang menggenggam tangan kananku sekarang. Melihat itu, aku jadi teringat kalau sudah cukup lama aku tidak berpegangan tangan dengan Nadin. Yah... walau pun biasanya Nadin sering merangkul tanganku, tapi rasa sangat berbeda dengan saat telapak tangan kami saling bersentuhan, rasa nya benar bener hangat.

    “Benar juga... sudah lama rasa nya aku tidak menggenggam tangan Nadin...

    “Tangannya terasa begitu hangat dan membuatku tenang....


    “Abang...”
    “Eh.. i..iya?”
    “Sudah lama ya... tidak berpegangan tangan seperti ini...”
    “Eh... benar juga ya...”
    “Rasa nya... benar benar menenangkan...” kata Nadin tertunduk dengan wajah yang memerah.
    “Ternyata... dia juga memikirkan hal yang sama denganku...

Ku harap kami bisa berada dalam keadaan begini lebih lama lagi. Sesuatu yang membuatku perasaanku menjadi hangat dan nyaman.


                  -=Chapter 11 ‘Pekan classmeeting part 2’=-

Vol 1, selesai. vol 2 akan di update 2 minggu kedepan. atau mungkin minggu depan kalau tidak ada halangan.

Comments

Post a Comment

Populer Post

My Sister is My Priority : chapter 01

My Sister is My Priority : chapter 03

My Sister is My Priority : chapter 14 [Vol.2]