untuk daftar karakter, ada dibawah ini :
Libur semesteran telah di mulai, hari hari
di mana aku tidak harus bangun pagi pagi sekali, karena aku tidak mesti pergi
ke sekolah. Namun, itu berlaku untuk Nadin, walau pun liburan begini, dia tetap
saja membangunkanku pagi pagi sekali.
“Abaang, banguuuuun !!”
“Uwaaah....”
Nadin menarik selimut
yang menyelimuti seluruh tubuhku dengan begitu cepatnya. Namun aku tetap tidak
mau bangun pagi dan tetap memejamkan mata ku, karena sekarang sedang liburan
sekolah.
“Iihhh... abang cepetan bangun, udah pagi
tau!!”
Aku lalu bangun sementara
dari tidurku, dan duduk sementara. Ku lihat Nadin yang masih menggunakan piyama
berdiri di smaping tempat tidurku sambil memegang selimutku di tangan kanannya.
“Nadin....”
“Hem?”
“Ini liburkan?”
“He’eh...” Nadin mengangguk.
“Gak sekolahkan..?”
“He’eh....” Nadin mengangguk lagi.
“Mending kita tdur sama sama....”
“Eh....?”
Tiba tiba ekspresi wajah
Nadin berubah, wajahnya menjadi kemerahan, aku tidak terlalu mengerti kenapa
ekspresi nya jadi seperti itu. Dia lalu menjatuhkan selimutku yang tadi ia
pegang, lalu saling menekan kedua jari telunjuknya dengan ekspresi malu malu.
“A..apa... abang yakin pagi pagi
begini...?”
“Aaa, tentu saja kan...”
“Tentu
saja aku masih pengen tidur pagi pagi kalau liburan gini kan...”
“Ah..mm, kalau... abang mau nya gitu, aku
juga gapapa....”
“Ah..ok.....eh?”
Nadin tiba tiba melepas
kancing piyama nya satu persatu, itu benar benar membuatku kaget dan bingung.
Aku lalu memalingkan pandanganku dari nya... aku benar benar bingung tak
mengerti.
“Aa..apa.... yang kamu lakukan??!”
“Eh... tadi abang bilang ‘tidur sama
sama’...”
“Heh... aaa,.. maaf salahku, yang ku maksud
tidur di kamar masing masing mempung libur begini....”
“He?... uh... ngecewain aja...!!”
Nadin memperlihatkan
ekspresi kecewa di wajahnya.
“Lagi pula kamu mikir apa sampe pengen buka
baju gitu??!”
“Yah... ku kira... abang
menginginkanku....” Nadin malu malu.
“Jangan berpikiran yang aneh aneh!”
Nadin lalu mengajakku
untuk segera sarapan di lantai bawah. Namun saat menuruni tangga, aku melihat paman
mengenakan pakaian rapi serba hitam di dekat pintu, sedang mengenakan sepatu
nya dengan sebuah koper besar di sampingnya.
“Mau
kemana pake baju kaya gitu?”
“Om Fajar mau ngelayat ya?”
“Oh Rei... enggak... om mau berangkat ke
Bandung lagi nih...”
“Heee.... kok baju nya gitu?”
“Emang gak boleh ya... pake baju gini...”
“Ya... gapapa sih.... berapa hari kerjanya
om?”
“Ah.. mungkin semingg...”
“Abaaang... ayo sarapan!!”
Tiba tiba Nadin
memanggilku dengan cukup keras dari arah dapur.
“Tuh.. kamu di panggil adekmu...”
“Oke oke...”
“Oh iya... selama om gak di rumah, kamu
sama Nadin jangan aneh aneh ya!”
“Tumben
tumbennya... nih orang tua ngomongnya bagus...”
“ANEH ANEHNYA KALAU ADA OM AJA!!!”
“Hadeh... mending om cepet berangkat
sana!!”
“Ahahaha... om berangkat ya! Jaga rumah!”
“Iya iya... cepetan pergi sana!”
Paman lalu segera
berangkat ke bandara setelehnya... aku menyesal sempat berpikir kalau dia sudah
mulai berubah tadi nya, yaah... tau tau nya ngomong gitu lagi, emang gak
mungkin bakal sembuh tuh orang.
“Abaaang!!”
Nadin memanggilku kembali,
karena aku tak kunjung datang ke dapur untuk segera sarapan.
“Iya iya... abang ke situ...”
Aku segera menuju ke
dapur menyusul Nadin untuk sarapan. Dan saat di dapur, aku melihat Nadin yang
sedang duduk di meja makan, dengan memperlihatkan wajahnya yang cemberut,
tapi...
“Kawaii
sih...”
“Kok cemberut gitu?”
“Abang lama....”
“Maaf deh....”
Ku lihat di meja makan, terdapat
dua piring nasi goreng, dan nasi goreng milik Nadin masih belum berkurang
sedikitpun.
“Dia
bener bener nungguin ya... padahal itu makanan kesukaannya...”
“Ya udah... ayo kita makan...”
“Abang...”
“Iya?”
“Anoo... suapin aku ya....” Nadin malu
malu.
“Hee...
jadi nungguin buat itu ya...”
“Kalo abang nyuapin kamu, abang makannya
gimana?”
“Nanti abang aku suapin juga!!!”
Nadin mengatakan hal itu
dengan begitu semangatnya.
“Entah
kenapa rasa nya, aku juga jadi kepengen ya...”
“O...oke lah kalau gitu... abang mau....”
kata ku sambil memalingkan wajahku.
“Yeay!!”
Nadin begitu senang
mendengar jawaban, yang membuatku tersenyum kecil lalu melirik ke arahnya.
Setelah sarapan, aku pun membasuh wajahku
dan menggosok gigi ku, untuk segera marathon anime yang baru ku dapatkan tadi
malam. Baru saja keluar dari kamar mandi, datanglah Nadin sambil membawa
sehelai handuk di pundaknya.
*note
: isitilah marathon anime ini maksudnya adalah menonton anime yang sudah tamat/
berepisode lengkap nonstop dari episode pertama hingga episode akhir.
“Abang gak mandi ya?”
“Ah... abang mau nonton anime dulu...”
“He... ya udah,.. aku mandi dulu ya
bang...”
“Iya...”
“O iya, abang....”
“Iya?”
“Mumpung gak ada om Fajar di rumah...”
Nadin berbicara dengan
cukup pelan sambil menekankan kedua jari telunjuknya. Dia mengalihkan
pandangannya dari ku, namun bola mata nya terus melirik ke arahku, membuatku
merasa tidak ingin mendengarkan apa lagi yang akan dia katakan selanjutnya.
“Gawat...
kaya nya dia bakal bicara yang aneh aneh lagi...”
“Abang.... mau gak, mandi sama aku....”
*SHUSSSSHHH*
Serasa seperti cerobong
asap kereta tepat ada di kepala ku, perkataan Nadin membuatku salah tingkah dan
sulit berbicara, belum lagi bagaimana bisa dia mengatakannya dengan wajah
sepolos itu... parah... benar benar... padahal setiap hari bersama, namun aku
tak kunjung terbiasa dengan tingkah adikku ini.
“M..m..mu..mu....mu...”
“Ada
apa denganku ini, aku harusnya dengan lantang menolaknya kan....! dia itu
adikku!”
“Mu..mu...MUNGKIN LAIN KALI!!”
“He....”
Aku lalu berlari ke
lantai atas untuk segera menuju ke kamarku, mencari ketenangan.
“Apa
yang baru saja kukatakan???!” kata ku dalam hati saat menaiki tangga.
Aku benar benar kesal
pada diriku sendiri, bagaimana bisa aku malah menjawabnya seperti itu, itu sama
saja kalau aku malah terlihat menginginkannya kan, payah....
Dan pada akhirnya... aku berusaha
menenangkan diri ku, dengan menonton anime yang baru saja ku dapatkan tadi
malam. Namun ternyata sesuatu yang penting, malah ku lupakan, dan aku baru
mengingat hal ini saat aku sudah terlanjur menonton hampir satu episode,
bahwasanya kalau anime yang ku dapat tadi malam ini...
“GUE
LUPA, NIH ANIME GENRE NYA INCEST!!!”
Yap... anime yang ku
tonton sekarang bergenre incest. Aku sebenarnya sudah terbiasa menonton anime
bergenre seperti ini, karena anime yang bergenre seperti ini juga termasuk
genre yang ku suka, namun karena kejadian yang ku lewati dari tadi pagi....
pikiranku malah semakin tidak jernih saja.
“Gimana
nih... mau berhenti nonton, udah terlanjur seru... mau lanjut, pikiranku
semakin aneh aneh saja...”
Mencoba berpikir jernih,
aku malah terbayang wajah polos Nadin saat mengajakku mandi bersama tadi. Dan
itu membuatku berteriak teriak tidak jelas... sambil menggedor gedorkan kepala
ku di meja di mana terdapat laptop tempatku menonton anime tersebut.
“APA YANG AKU PIKIRKAN DI SAAT SEPERTI
INIIII ?!!”
“Abang....”
“He....”
Tiba tiba terdengar suara
Nadin yang memanggil dengan pelan dari arah belakangku, membuatku secara
perlahan menoleh ke arah belakang. Dan di sana ku lihat Nadin yang hanya
mengenakan sehelai handuk yang menutupi sebagian tubuhnya yang masih basah
bercucuran air, sedang berdiri membuka pintu kamarku, lalu masuk secara
perlahan.
“KEBETULAN
MACAM APA INI !!”
Aku lalu meremas kepala
ku, apa apaan dengan hari pertama liburanku ini. Entah kenapa aura nya benar
benar berbeda hari ini, padahal setiap hari kami selalu bersama sama. Tubuhku
benar benar terasa panas, keringatku terus bercucuran, melihat Nadin hanya
mengenakan sehelai handuk dalam keadaanku yang sekarang, benar benar membuat
jantungku berdegub kencang tak dapat berhenti.
“N..Nadin !! kenapa kamu ke sini.. dalam
keadaan seperti itu??!”
“He... kenapa abang berpaling begitu....”
“Tentu saja kan !! pake baju sana!!”
“Hoo.. jangan jangan abang tergoda, dan
ingin menyerangku ya?”
“Tau aja....” kata ku pelan.
“He?”
“APA
YANG BARU SAJA KU KATAKAN?”
Aku berpaling sedikit ke
arahnya, ku lihat wajahnya sedikit berpaling dengan ekspresi malu malu, dan
sedikit merah merona.
“Nie
anak... manis bener sih...”
“Padahal
aku sudah merasa terbiasa dengan godaan godaannya itu, tapi entah kenapa...”
“Hari
ini rasa nya beda banget...”
“Andai
saja... dia bukan adik kandingku...”
“Tidak
tidak... apa yang ku pikirkan sih?!!”
“Ehm,.. j..jadi... kenapa kamu ke sini...
dalam keadaan begitu...”
“Aaa... iya.. benar juga, sabun di kamar
mandi habis bang...”
“Eh... sabun?”
“Iya... sabun, abang punya kan?”
“Kenapa kamu berpikir kalau aku punya
sabun...”
“Eh... abang gak punya ya...??”
“Kenapa kamu berpikir kalau aku punya
sabun!!!”
“Hehe... itu loh...”
“Haaah... kalau sabun, ada di atas lemari
di lantai bawah...”
“Oh.. di situ ya...”
“Haah.. ya udah... lanjutin mandi nya sana
!”
Nadin lalu mendekati ku
dengan cepat.
*Cuup...*
Dan tiba tiba dia
mengecup pipi kiri ku, yang membuatku jadi tak bisa berkata kata. Dia lalu perlahan
melepaskan kecupannya dari pipi ku.
“Na...n..na...Nadin....”
“Aku sayang abang...”
Dia lalu berlari ke luar
dari kamarku, aku hanya bisa terdiam karena nya. Aku menyentuh pipi kiri ku yang
tadi nya di kecup oleh Nadin, pikiranku menjadi semakin tidak jernih, dan
jantung semakin berdebar debar. Padahal sudah berkali kali dia melakukan itu
pada ku, namun... entah mengapa,... kali benar benar berbeda, aku merasa kan
sesuatu yang lain di hati ku... perasaan yang terasa begitu hangat, seperti yang
ku rasa kan saat aku merawat Nadin waktu itu.
“Apakah...
perasaanku saat itu... memang benar?”
“Padahal
sudah berkali kali dia melakukan itu, tapi yang kali ini....”
Aku lalu mencoba kembali
menenangkan diri, dengan kembali melanjutkan menonton anime yang tadi sempat ku
hentikan. Baru beberapa saat kembali menonton, terdapat adegan di mana tokoh
utama laki laki tiba tiba di cium oleh heroine utama yang tidak lain adalah
adik perempuannya sendiri.
“GUE LUPA NIE ANIME INCEST!!!”
“Belum
lagi nie adegannya, kok bisa bisa nya sama dengan kejadian tadi...”
Aku pun lalu berhenti
untuk menonton anime tersebut dan memutuskan untuk meneruskannya esok hari.
Karena aku mulai merasa... kalau batinku belum siap.
-=Chapter 12 ‘Anime Incest’=-
Niatnya mau post kemaren, tapi sinyal lagi jelek... gomen >.<
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletePertamax . . . :v
ReplyDeleteBtw si adik semakin liar aja wkwkwkwkwk
wkwkwwk :v ane dh umumin klau vol.2 bkal lebih anget dari pada vol.1 :v
DeleteSip" kompor gas :v
DeleteLanjutkan yo :)
This comment has been removed by the author.
Deletesiap (y)
DeleteKalo bisa ada 18+++++++++++++++ nya
ReplyDeleteMantap jiwa
Delete